BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Aceh dan sejarah Melayu tak bisa dipisahkan. Perkembangan peradaban dan sejarah Aceh tak bisa dipisahkan dengan perkembangan dunia Melayu. Pasalnya, sejarah peradaban Islam di Aceh merupakan identitas bagi bangsa Melayu, yang harus dijaga agar tidak hilang ditelan zaman. Sejarah ini sekaligus menjadi modal bagi Aceh dalam mengembangkan wisata islami.

“Penting bagi kita semangat untuk mengangkat kembali sejarah dan budaya ini sebagai identitas bangsa kita (Melayu),” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Banda Aceh, Fadhil, di Rumoh Budaya, Banda Aceh, Rabu 18 Februari 2015.

Hal itu disampaikannya dalam Bincang Sejarah, Adat dan Budaya Aceh-Malaysia bersama Radzi Sapiee, Presiden Himpunan Kedaulatan Melayu Islam Akhir Zaman (HIKMAH). Acara dihadiri unsur pegiat budaya, seniman, cicit Sultan Muhammad Daud Syah, Tuanku Warul Walidin dan sejumlah staf Disbudpar Banda Aceh.

Fadhil mengatakan, Banda Aceh kini komit membangun wisata Islami sesuai visi Kota Madani. Untuk mewujudkan ini, lanjut dia, perlu adanya restorasi kembali budaya yang hilang.

Menurutnya ketika Islam berjaya di Aceh, banyak orang di nusantara termasuk Malaysia belajar ke sini. Sehingga hubungan sesama bangsa Melayu terjalin kuat, “khususnya dengan Malasia,” ujarnya.

Disbudpar Banda Aceh, kata dia, kini komit membangun brand wisata Islami untuk mewujudkan visi Kota Madani. Wisata Islami tujuannya untuk menjaga identitas budaya Aceh yang menang sarat nilai Islami.

Menurutnya mayoritas wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Aceh adalah dari Malaysia. “Wisatawan Malaysia tertarik dengan budaya Islami, karena ada ikatan batin dengan Aceh.”

Mujiburrijal, pegiat budaya sekaligus Duta Museum Aceh menyatakan, beberapa waktu lalu ia membawa beberapa turis Malaysia. Mereka takjub dengan sejarah Aceh, yang punya ikatan kuat dengan Malaysia terutama dalam mengangkat harkat martabat bangsa Melayu di dunia.

“Aceh merupakan benteng terakhir Islam Melayu,” ujarnya.

Radzi Sapiee yang juga peneliti sejarah Aceh-Malaysia mengatakan, selama ini banyak orang hanya tahu Sultan Iskandar Muda dan Putri Kamaliah alias Putroe Phang, ketika berbicara sejarah Malaysia dengan Aceh. “Padahal banyak lagi yang lebih dari itu,” katanya.

Menurutnya sejarah kedua negeri sudah terjalin kuat jauh sebelumnya, yakni masa Samudera Pasai, titik awal penyebaran Islam di nusantaa dan Asia Tenggara.

Dulu, kata dia, Pasai selalu menjadi rujukan bagi Malaka. Kalau ada masalah di Malaka yang tidak bisa diselesaikan maka pemimpin Malaka akan mengirim utusan ke Pasai, mencari solusinya. “Masalahnya dibawa ke Pasai, di Pasai dapat jawabannya.”

Menurutnya ketika Islam berjaya di Melayu, Eropa sedang dilanda Perang Salib. Saat itulah bangsa benua biru mengincar Melayu, salah satunya adalah Portugis yang ingin menguasai Selat Malaka.

Ketika Malaka dikuasai Portugis dan ingin menghancurkan Islam, lanjut dia, Kerajaan Aceh yang dipimpin Sultan Iskandar Muda saat itu membantu mengusirnya.

Untuk memuluskan misinya, Iskandar Muda menaklukkan dulu Pahang dan Perak, kemudian baru menyerang Portugis di Malaka.

Radzi menambahkan selain Kampung Aceh dan Kedah, bukti sejarah lain yang bisa dilihat secara kasat mata hubungan baik Aceh dengan Malaysia adalah banyak terdapat makam-makam pejuang Aceh di sana. “Sepanjang Sungai Perak itu banyak sekali terdapat makam-makam, nisannya tu nisan-nisan Aceh.”

Dalam kesempatan itu Radzi juga menyerahkan tiga buku yang ditulisnya tentang Aceh dan Malaysia kepada Kadisbudpar Banda Aceh, Fadhil.

Radzi mengaku tertarik menulis sejarah tersebut, untuk memperkenalkan jati diri bangsa Melayu di Malaysia sebarnya ada di Aceh. Dia sudah tujuh kali ke Aceh melakukan riset sejarah, dan mencari jejak moyangnya.

Pengalaman unik pernah dialami ketika masuk ke Aceh saat provinsi ini bertsatus Darurat Militer. Ketika ingin berkunjung ke situs Pasai Peurlak, ia meminta izin ke Pos TNI. Namun TNI menyuruhnya minta izin ke Imigrasi.

“Saya datang ke Imigrasi minta izin, tapi saya malah dipulangkan ke Malaysia,” ujarnya. []

BANDAACEHTOURISM.COM

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.