Radzie/ACEHKITA.COM

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Pemerintah Aceh menyerahkan penghargaan kepada perwakilan 35 negara yang terlibat dalam proses pemulihan kembali setelah gempa dan tsunami 10 tahun lalu.

Negara-negara tersebut di antaranya Amerika Serikat, Malaysia, Singapura, Jepang, Jerman, Belanda, Prancis, Portugal, Oman, Slovakia, Swedia, Irlandia, Denmark, Inggris, Belgia, Norwegia, Skotlandia, Finlandia, Italia, Turki, Swiss, Australia, Slandia Baru, Ceko, India, dan Kanada.

Kepada mereka, Gubernur Aceh Zaini Abdullah menganugerahkan penghargaan tertinggi Aceh di bidang kemanusiaan dan kepedulian lingkungan yaitu Meukuta Alam. Negara-negara itu –beserta seluruh rakyatnya– diberikan gelar Sri Paduka Tuan Seberang.

Pusat peringatan 10 tahun tsunami dipusatkan di Lapangan Blang Padang Banda Aceh. Saat gempa, di lapangan ini berkumpul ratusan orang untuk mengikuti lomba lari maraton 10 kilometer. Tsunami menyapu lapangan ini dan menyisakan tumpukan mayat di setiap sudut lapangan tersebut.

Setelah fase rehabilitasi dan rekonstruksi berakhir, lapangan Blang Padang disulap menjadi “Taman Thanks to The World”, yang di bagian pinggirnya dibuat prasasti yang memuat ucapan terimakasih terhadap negara-negara yang terlibat dalam membantu Aceh pascatsunami.

Ribuan warga menghadiri peringatan tsunami di Taman Thanks to The World tersebut. Puncak peringatan tsunami ini dihadiri Wakil Presiden M. Jusuf Kalla, Menteri ESDM Sudirman Said, Menteri Agraria Ferry Mursyidan Baldan, dan perwakilan negara-negara sahabat yang terlibat dalam pemulihan kembali Aceh.

Peringatan tsunami juga diisi dengan pemutaran film kilas balik terjadinya tsunami, yang diiringi dengan lantunan lagu Aneuk Yatim (Anak Yatim) oleh penyanyi Aceh Rafly dan pembacaan puisi oleh Taufik Ismail.

Anak-anak muda Aceh membuat atraksi tari sembari membawakan bendera negara-negara yang membantu Aceh. “Terimakasih kepada dunia yang telah membantu kami,” sebut seorang anak dari atas panggung.

Gubernur Aceh Zaini Abdullah secara khusus menyampaikan terimaksaih kepada negara donor dan lembaga lokal, nasional, dan internasional yang datang ke Aceh membawa misi kemanusiaan.

“Kita perlu memberikan apresiasi kepada semua pihak yang telah membantu Aceh. Bencana ini tidak hanya menimbulkan korban ratusan ribu jiwa, tapi juga memporak-porandakan Aceh. Respons dari berbagai belahan dunia sangat luar biasa untuk membantu Aceh,” sebut Zaini.

Zaini juga menyatakan bahwa tsunami telah mempercepat penyelesaian konflik bersenjata antara Gerakan Aceh Merdeka dan Pemerintah Indonesia.

“Hikmah terbesar dari bencana tsunami adalah mempercepat mendorong proses penyelesaian konflik (yang terjadi selama 30 tahun). Hikmah tsunami ini adalah adanya perhatian masyarakat global terhadap Aceh,” tambah mantan petinggi GAM di pengasingan itu.

Aceh berterimakasih kepada dunia yang telah membantu pascatsunami. “Kami mengimbau kepada seluruh dunia untuk memperkuat solidaritas dalam menghadapi bencana yang terjadi di berbagai belahan dunia,” ujar Zaini.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan kilas balik penanganan pascatsunami. Menurutnya, tsunami Aceh telah menggalang solidaritas dunia. Dalam pertemuan UN Summit di Jakarta beberapa hari setelah tsunami terkumpul biaya Rp60 triliun untuk membangun Aceh.

“Hanya sejam terkumpul uang sebanyak itu. Itulah kebersamaan yang luar biasa,” ujar Jusuf Kalla. “Terimakasih atas semua partisipasi negara internasional, sejak awal tsunami sampai sekarang. Aceh tidak bisa bangkit tanpa dukungan dan partisipasi dunia internasional.”

Kalla menyebutkan, tsunami telah membuka Aceh dari sebelumnya tertutup bagi dunia internasional akibat konflik bersenjata. “Saya berterimakasih kepada internasional begitu cepat datang ke negeri ini. Aceh yang tertutup untuk dunia internasional, kita buka bagi siapa pun yang datang,” kata dia.

Peringatan tsunami, sebut Kalla, juga harus bisa menjadi pembelajaran bagi penanggulangan bencana di masa depan. “Kita mengharapkan, peringatan ini bukan hanya untuk mendoakan yang menjadi korban dan berterimakasih atas bantuan, tapi menjadi pelajaran bagaimana menyelesaikan persoalan bangsa dan bencana,” sebut Kalla. []

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.