BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Kota Banda Aceh mengalami inflasi sebesar 0, 63 persen selama Mei 2008. Hal serupa juga dialami Lhokseumawe, dengan angka inflasi 0, 09 persen.
“Inflasi terjadi karena pada Mei lalu, harga berbagai komoditas secara umum mengalami kenaikan,” kata Iskandar Asyik, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, di Banda Aceh, Senin (1/6).
Inflasi di Banda Aceh juga dipicu oleh naiknya Harga Indeks Konsumen (IHK) dari 113, 46 persen pada April 2009, menjadi 114, 18 pada Mei lalu. IHK di Lhokseumawe juga sama, terjadi kenaikan dari 114, 60 pada April menjadi 114, 70 selama Mei 2009.
Iskandar mengatakan, Inflasi di Banda Aceh terjadi karena naiknya harga dihampir semua kelompok dan subkelompok barang dan jasa. Bahan makanan mengalami inflasi sebesar 2, 15 persen, tertinggi dibanding kelompok lainnya.
“Komoditas yang memberikan andil besar terhadap inflasi Mei 2009 di Banda Aceh adalah tongkol yaitu sebesar 0, 3330 persen. Selanjutnya udang basah dan jeruk nipis,” ujar Iskandar.
Beberapa komoditas yang turun harga selama Mei lalu antara lain, emas perhiasan, emping mentah, kakap merah dan lainnya.
Iskandar menambahkan, laju inflasi sepanjang 2009 untuk Banda Aceh adalah sebesar 0, 51 persen, sedangkan Lhokseumawe minus 0, 49 persen. Inflasi year on year (Mei 2008 – Mei 2009) untuk Banda Aceh 6, 13 persen. Sementara Lhokseumawe 10, 07 persen.
Dari 66 kota di Indonesia dipantau IHK pada Mei 2009, 40 diantaranya mengalami inflasi, selebihnya deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Maumere, Nusa Tenggara Timur sebesar 1, 58 persen. Di Sumatera, inflasi tertinggi dialami Jambi sebesar 0, 97 persen.[]