Foto Ilustrasi - Radzie/ACEHKITA.COM

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Para pengunjung menyesaki arena pameran dan kontes batu mulia di lantai tiga Pasar Atjeh II Banda Aceh, Sabtu (7/3/2015). Tiga batu menjadi idola para pengunjung.

Pantauan acehkita.com, ratusan pengunjung mendatangi sekitar 80 stand yang ada di arena pameran. Di sini, dipajang aneka batu mulia, baik yang berasal dari Aceh maupun provinsi lain.

Batu yang dipamerkan berupa idocrase ragam jenis, delima siam, fire opal, kalimaya, hingga bacan.

Salah satu stand misalnya, memamerkan sejumlah koleksi batu yang diklaim memiliki usia tua. Rudi Wijaya Asnawi, misalnya. Pria asal Kota Langsa ini memamerkan puluhan batu koleksi ayahnya, seperti bacan warna, bacan obi, doko, fire opal, delima siam, hingga sebuah batu yang dinamakan dengan retak siribee.

“Orang Nias menyebutnya dengan nama mustika ular,” kata Rudi kepada acehkita.com.

Menurut Rudi, sebelum diasah batu jenis retak siribee tersebut sudah menjadi koleksi ayahnya selama 30 tahun. Dinamakan retak siribee atau sisik naga, karena di dalam batu tersebut terdapat lapisan yang menyerupai retakan atau sisik. Setiap lapisan memiliki warna yang berbeda.

Ketua Gabungan Pencinta Batu Alam (GaPBA) Aceh, yang juga ketua panitia acara, Nasrul Sufi, menyebutkan, batu yang menjadi idola pada pameran ini berupa idocrase jenis solar dan neon.

“Banyak yang mencari idocrase, solar, dan neon,” ujar Nasrul kepada situs ini.

Seorang penjaga stand memperlihatkan batu jenis Retak Siribee atau Mustika Ular, Sabtu (7/3/2015). | FOTO: Radzie/ACEHKITA.COM
Seorang penjaga stand memperlihatkan batu jenis Retak Siribee atau Mustika Ular, Sabtu (7/3/2015). | FOTO: Radzie/ACEHKITA.COM

Selain itu, bongkahan batu giok 20 ton asal Nagan Raya dan chalcedony (cempaka) juga paling banyak dicari pengunjung.

Nasrul menargetkan pameran yang berlangsung selama lima hari ini beromzet miliaran rupiah. “Saya menargetkan satu hari perputaran uang di sini senilai Rp2 miliar,” ujarnya.

Ia yakin dengan targetnya itu. Sebab, pada pameran ini dipamerkan aneka batu dengan pelbagai varian harga. “Di sini pembeli bisa mendapatkan batu seharga mulai Rp100 ribu hingga Rp500 juta,” sebut Nasrul.

Selain pameran, panitia juga memperlombakan batu mulia tersebut. Kontes dibagi dalam 19 kategori untuk kelas idocrase, chalcedony (cempaka), dan akik dengan semua jenis variannya. Kelas idocrase yang diperlombakan adalah jenis solar, bio solar, lumut, dan neon ukuran kecil, sedang, dan besar. (Baca: Jangan Lewatkan Pameran dan Kontes Batu Cincin)

Untuk kelas chalcedony terdiri dari jenis sunkist, solar madu, nefrite, cempaka merah, cempaka madu, black jade, lavender, sulaiman, bacan, dan mega mendung. Sedangkan pada kelas akik mencakup batu bergambar, pancawarna, geuliga, lumut serta kategori batu unik, antik, dan langka. []

FG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.