BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Pemerintah Aceh menyetop alokasi anggaran untuk beasiswa bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan pendidikan di luar negeri. Penyetopan ini dinilai sejumlah kalangan tidak tepat. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Aceh menilai, penyetopan beasiswa merupakan langkah yang tidak bijak dan tidak pro-rakyat.
“Beasiswa seharusnya jangan disetop,” kata Koordinator Wilayah IV BEM Aceh Zulkifli dalam siaran pers yang dikirim ke redaksi acehkita.com, Selasa (6/2/2013).
Menurut Zulkifli, jika ada permasalahan dalam penyaluran dana itu, seharusnya Pemerintah Aceh membenahi sistem, bukan malah menyetop program yang mendukung peningkatan kualitas pendidikan tersebut.
“Benahi sistemnya,” sebut Zulkifli.
Hal senada dikemukakan Nazar. Koordinator BEM Wilayah VII itu menilai, penyetopan beasiswa itu sebagai bukti bahwa anggaran pendapatan dan belanja Aceh 2013 tidak pro-rakyat. Padahal, kata Nazar, saat berkampanye dulu pasangan Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf menjanjikan pendidikan gratis di Aceh.
“Tapi kini justru beasiswa disetop oleh pemerintahan Zikir (sebutan untuk pasangan Zaini-Muzakir pada masa pilkada –red.),” ujar Nazar yang mengoordinasikan BEM di Aceh Selatan, Singkil, dan Simeulue. “Seharusnya sistem yang harus diperbaiki, bukan justru menghentikan beasiswa ke luar negeri.”
Terkait dengan penghentian beasiswa ini, Gubernur Zaini Abdullah beralasan, penyaluran beasiswa akan dievaluasi. Untuk itu, Komisi Beasiswa Aceh yang selama ini mengelola beasiswa akan diaudit.
“Dari sebulan yang lalu saya sudah instruksikan diadakan audit. Jadi ini memang tidak ada tujuan yang pasti apa (dari beasiswa –red.), kita pun tidak tahu,” sebut Zaini. []