Saturday, May 4, 2024
spot_img

Inilah Janji Para Calon Gubernur Aceh [3]

Darni M. Daud
Rektor Universitas Syiah Kuala ini tampil dengan gaya khasnya. Ia kadang-kadang kocak dan mengundang tawa pengunjung sidang istimewa yang beragenda penyampaian visi dan misi tersebut.

Darni M. Daud | FOTO: Ibnu GP/ACEHKITA.COM
Ia menyebut pasangannya sebagai calon “jantong hate” rakyat Aceh. Sebab, ia berasal dari Universitas Syiah Kuala. Sementara wakilnya, Ahmad Fauzi, berasal dari kampus IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. Kedua kampus terletak bersisian di Darussalam.

Bung Karno, presiden RI pertama, menyebut Kampus Darussalam sebagai “jantong hate rakyat Aceh”.

Darni berjanji, jika terpilih menjadi pemimpin Aceh akan melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan, kebudayaan, dan kesehatan masyarakat Aceh yang handal dan merata; perbaikan dan peningkatan perekonomian daerah yang adil, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Selanjutnya, ia berjanji akan melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas infrastruktur publik untuk penguatan daya saing daerah, pengurangan risiko bencana, dan penjaminan kesejahteraan.

“Kami akan memperbaiki dan meningkatkan pelayanan publik melalui penyelenggaraan pemerintahan yang profesional, bersih, transparan, adil, dan akuntabel,” ujar Darni.

Untuk mencapai empat misi tersebut, Darni mempunyai sejumlah strategi, di antaranya, memperbaiki pemahaman ajaran agama, syariat Islam, yaitu dengan memperkuat pemahaman dan ajaran agama, khususnya Islam.

“Dengan cara mengintegrasikan pemahaman dan pelaksanaan syariat dalam kehidupan ril masyarakat,” kata dia.

Untuk bidang pendidikan, Darni berjanji akan mewujudkan masyarakat melek huruf hingga 98 persen, baik dengan peningkatan pendidikan formal maupun pendidikan via paket A, B, dan C yang telah berjalan selama ini.

“Untuk meningkatkan dan menyukseskan program wajib belajar 9 tahun, ada beberapa program khusus, seperti pembangunan akses jalan ke sekolah,” ujar pria kelahiran Ulim ini.

Untuk program beasiswa, Darni berjanji akan mencari sumber dana dari luar, tanpa membebankan kepada anggaran pendapatan belanja daerah. Sebab, jika pemerintah memberikan beasiswa belajar ke luar negeri, uang daerah tidak akan cukup untuk mengakomodasinya. Bahkan, ia menilai beasiswa pendidikan di luar negeri tersebut bisa dikatagorikan sebagai pemborosan uang daerah.

Solusinya, “Kita akan mendidik generasi baru agar menguasai bahasa asing, kemudian mencari beasiswa. Uang APBA untuk biayai pendidikan di luar negeri, itu sama sekali tidak cukup. Karena itu, kita harus mencari beasiswa dari berbagai sumber di dunia,” ujar Darni.

Ia juga menyorot pengobatan gratis. Menurutnya, pengobatan gratis yang selama ini berjalan perlu ditingkatkan pelayanan. Darni bilang akan memberikan pelayanan prima bagi warga yang berobat gratis.

“Jangan sampai masyarakat dari Aceh Selatan datang ke Banda Aceh untuk berobat, dia malah tidur di emperan rumah sakit,” lanjut Darni. “Kita akan memberikan pelayanan prima.” [bersambung]

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU