JIKA menu makan sahur saat Ramadan adalah pemenuhan energi dan nutrisi untuk kuat beraktivitas maka hidangan berbuka puasa adalah menu pilihan. Hal ini juga yang membuat banyak penjual cemilan berbuka saat bulan suci ini tiba. Para penjual menyulap beberapa sisi jalan menjadi parade dagangan. Ada kue goreng, basah hingga berkuah. Saat sore tiba selepas asar mereka sudah mulai menjajalkan kemampuan mereka berjualan setelah sebelumnya sibuk bertempur di dapur.

Piyoh (singgah),” teriak Fitriani, bersuara lantang. Senyum melekat di wajahnya.

Fitriani salah seorang di antara puluhan penjual kue di Jalan Teungku Pulo di Baroh. Saban sore, ia harus bersaing dengan penjual lain memajang aneka kue di raknya. “Boh rom-rom dan putu pret yang paling banyak peminat,” katanya.

Ia menghabiskan lima kilogram tepung ketan dan lima kilogram tepung beras sehari untuk membuat dua menu primadona itu. Ia menjual kue per potong Rp1.000 dan untuk putu yang sudah dimasukan ke dalam plastik diikat terpisah dengan kuahnya dibandrol dengan harga lima ribu per kantong.

Boh rom-rom atau sebagian lain masyarakat Aceh mengenalnya dengan boh meucroet, bisa dijumpai di mana saja terutama saat Ramadan. Ia juga dikenal dengan nama duek beudoh. Nama boh meucroet dipakai karena kadang kala jika tergigit kurang pas akan menjipratkan isi dalam kue tersebut berupa gula merah.

Ester seorang turis dari Pennsylvania, Amerika Serikat, lebih suka menyebut si imut ini dengan nama trap cake atau kue perangkap. Sebelum pulang ia sibuk mencari resep kue ini. “Ingin memasang perangkap untuk teman-teman di sana,” ungkapnya tersenyum. Selepas sibuk mencari, yang didapat malah resep onde-onde, kue yang memiliki tampilan serupa. “I will try letter, make a big trap and boom,” tambahnya sambil tertawa kecil.

Si mungil ini juga menjadi menu yang selalu ada saat bulan Ramadan di rumah Khadijah. Nenek  empat orang cucu ini selalu menyempatkan diri untuk membuatnya. “Menu ini mudah. Sudah tua pun sanggup kita buat.”

Membuat kue ini tidaklah sukar, hanya membutuhkan tepung ketan putih, air panas sedikit untuk membentuk adonan, pandan untuk membuatnya berwarna hijau alami, gula aren untuk isi di dalam,  air untuk merebus serta kelapa kukur bersama sedikit gula pasir dan garam untuk menjadi rompi luar.

Ibu empat orang anak ini membagi cara membuat penganan ini. Rebus daun pandan dengan air secukupnya hingga air berubah menjadi hijau. “Orang sekarang lebih suka memblendernya tetapi kalau direbus lebih baik,” ujarnya.

Lalu air lebusan itu dimasukkan ke dalam tepung ketan dan diaduk hingga kalis, adonan itu kemudian dibentuk sebesar telur puyuh dan dimasukan gula aren yang sudah dicincang ke dalamnya. Siapkan air untuk merebus. Ketika air sudah mendidih masukan adonan yang sudah dibentuk. Saat sudah mengambang, kue ini sudah bisa diangkat dan ditiriskan, sebelum diguling-gulingkan di dalam kelapa parut bercampur gula pasir dan garam.

Selain boh rom-rom ada satu lagi yang menjadi favorit berbuka di rumah Khadijah yaitu putu pret. Disebut begitu karena proses pembuatan adonannya dipres hingga membentuk seperti mi. Cetakan sepasang  ini yang terbuat dari kayu dengan bagian tengah terbuat dari besi tipis yang berlubang  di bagian bawahnya dan bagian atas untuk menekan.

Makanan  yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama putu mayang ini merupakan makan asli Tamil di India Selatan. Di daerah asalnya ia disebut dengan nama Idiyappam yang memiliki sebaran sekitar Asia Selatan, Sri Langka, Malaysia, Singapore dan Indonesia.

Putu Pret  dan idiyappam memiliki banyak kemiripan seperti penggunaan santan dan pisang yang telah dipotong kecil yang menjadi kuah. Hanya saja di tempat asalnya makanan ini dimakan saat sarapan dan terkadang dimakan mengunakan tambahan kare ikan.

Kue ini dibuat  dari tepung beras yang telah diaduk dengan air lalu adonan dipret memutar di atas daun pisang seukuran genggam tangan kemudian dikukus. Bahan untuk membuat kuah yaitu santan, gula pasir dimasak bersamaan. Jika suka boleh ditambah pisang yang telah dipotong kecil, ketela atau telur ayam, tambahkan daun pandan. Tampilan kuah akan terlihat seperti kuah peungat saat maulid.

Kurma juga menjadi menu wajib saat berbuka. Ruhani mengkreasikan kurma dengan nangka dan roti tawar. Jadilah kue yang dinamakan dengan seuob kurma asokaya atau dapat dikatakan sebagai kurma kukus srikaya.

Ruhani membagi sedikit resep kecilnya. Siapkan santan, gula pasir, telur ayam dan sedikit vanili untuk menambah keharuman serta beberapa kurma yang telah dibuang bijinya. Susun kurma di dalam piring kecil lalu tuangkan semua bahan yang telah dicampur kemudian kukus. Setelah matang, makanan satu ini siap dihidangkan atau disimpan dalam kulkas untuk disajikan saat berbuka tiba.

Banyak menu lainnya yang dapat disantap saat berbuka seperi timpan, bakwan, tahu isi, puleut hingga lemang. Selamat mencoba. []

KHITHTHATI

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.