Friday, April 19, 2024
spot_img

CITIZEN | Ayah Che Guevara Hilang di Bandung

AYAH dua orang anak itu dikabarkan hilang sejak 10 hari yang lalu. Nomor handphone yang biasa ia gunakan tidak bisa lagi dihubungi oleh pengacara, penerbit buku, serta rekannya. Keberadaannya makin misterius dan sulit dilacak. Teman-temannya tak ada yang tahu rumah serta nomor kontak keluarganya. Seakan selama ini dia tinggal di dalam rimba yang jauh dari jangkauan teknologi.

Ali Azhar Akbar, nama orang “hilang” itu. Ia ayah dari Che Guevara A. Azhar dan Allende G.A. Azhar. Ia aktif mengkritik pemerintah, terutama dalam kebijakan menangani bencana lumpur Lapindo yang terjadi pada 26 Mei 2006.

Lelaki kelahiran 31 Agustus 1961 itu merupakan penulis buku “Lapindo File: Konspirasi SBY-Bakrie”. Buku yang diterbitkan pada 28 Mei 2012 itu membuat heboh, sebab memotret bencana yang ditimbulkan perusahaan pengeboran Lapindo Brantas Incorporated di Sidoarjo, Jawa Timur. Buku setebal 499 halaman itu setengahnya berisi dokumen dan fakta tentang lumpur lapindo. Sebelumnya, pada 2007, alumni Institut Teknologi Bandung ini menulis “Konspirasi di Balik Lumpur Lapindo: Dari Aktor hingga Strategi Kotor”.

Setelah menulis buku “Lapindo File” ini, Ali Azhar tiba-tiba menghilang, bak raib ditelan bumi. Tak ada yang mengetahuinya. Sulistyowati juga bungkam. Padahal berita hilang suaminya telah tersebar di media. Diamnya semakin menguat dugaan negatif dan tentu memperdalam rasa penasaran. Jangan-jangan pejuang kemanusiaan itu benar hilang berserta keluarganya. Semoga saja tidak.

Ia memang aktivis lingkungan. Pernah aktif di Wahana Lingkungan Hidup. Bersama temannya, ia membentuk Gerakan Menutup Lumpur Lapindo. Mereka mengajukan judicial review Pasal 18 Undang-undang APBN-Perubahan. pasal ini dinilai secara sepihak pemerintah menggelontorkan uang negara untuk membayar ganti-rugi bagi masyarakat yang terkena dampak lumpur Lapindo. Padahal, bencana itu disebabkan perusahaan Lapindo Brantas milik Bakri Group.

Sementara treatmen (perlakuan) anggaran tidak jelas, apakah hanya sebagai talangan dan bersifat sementara atau sepanjang masa; bersifat pasti, tanpa batas waktu sementara semburan lumpur terus berlangsung. Penyebab utama semburan lumpur lapindo sampai saat ini belum dibuktikan secara ilmiah maupun hukum; apakah karena kesalahan operasional atau bencana alam.

Pada 24 Februari 2009, Ali mengatakan kasus lumpur lapindo adalah miniatur persoalan Indonesia. Telah terjadi penjarahan APBN secara merangkak (perlahan). “Lihatlah, mereka mengambil dana cost recovery untuk menyelesaikan semua ini dari APBN. Presiden terlibat dalam konspirasi di Lumpur Lapindo, yaitu pada Kepres No. 13/2006 dan Pepres No. 14/2007.”

Ali dikabarkan telah hilang dua hari sebelum acara bedah buku keduanya itu. Pada 22 Juni 2012, seharusnya dia sebagai penulis menghadiri acara bedah buku “Lapindo File: Konspirasi SBY-Bakrie” di Kampus ITB. Tapi sang penulis tidak hadir dan tidak bisa dihubungi sampai saat ini.

Belum diketahui secara pasti apakah ia hilang dalam perjalanan menuju Bandung atau di tempat lain. Motif hilangnya Ali juga belum tersingkap.

“Dua hari sebelum putus komunikasi, Ali menceritakan ada yang rada keras menghadapinya saat bedah buku di Yogya. Dia menerima sms teror. Mungkin karena ancaman itu Ali menghindar dan menyembunyi keluarganya. Sebagai sahabat saya akan mencari jaminan perlindungan keamanan atas keselamatan mas Ali,” kata Zulkifli S Ekomei, saat jumpa pers di Taman Ismail Marzuki, 27 Juni 2012.

Usman Hamid, Dewan Pengurus KontraS, mengatakan setidaknya tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam kasus orang hilang. Pertama profil orang hilang, kegiatan atau aktivitasnya dan kabar hilangnya seseorang harus diusut secepat mungkin. Polisi harus bertindak sigap dengan catatan-catatan itu.

“Kami belum menerima laporan dari pihak penerbit,” kata Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Martinus Sitompul dalam Hari Bhayangkara ke 66 di Jalan Cicendo Bandung, seperti dikutip merdeka.com.

Apakah berita media tidak bisa dijadikan langkah awal untuk penyelidikan? Betapa minimnya proaktif polisi di negara ini. Sebagai pelindung masyarakat seharusnya polisi sudah bisa menyelidiki kasus yang telah menyebar luas itu.

Kembalilah Ayah Che Guevara!! Anak-anakmu, istrimu, serta kawan, saudaramu pada khawatir kau telah diculik dan dihilangkan paksa oleh para begundal SBY-Bakrie yang takut terbongkar kejahatan mereka. [citizen]

FERI KESUMA, pegiat hak asasi manusia. Bekerja di Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan.

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU