Tuesday, March 19, 2024
spot_img

Dari Pengungsi Sinabung untuk Pidie Jaya

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Setiap bencana yang terjadi senantiasa mengetuk simpati dan empati orang lain. Hal ini pula yang dilakukan warga Desa Gurukinayan, Kecamatan Payung, Karo, Sumatra Utara. Masyarakat mengumpulkan uang dan hasil kebunnya untuk disumbangkan pada korban gempa Pidie Jaya. Padahal mereka sudah enam tahun menjadi pengungsi akibat letusan Gunung Sinabung.

“Kita sudah 6 tahun jadi pengungsi, rumah kita hancur dan terpaksa pindah. Kita sudah merasakan bagaimana dibantu orang. Kita juga sudah merasakan bagaimana kena bencana itu,” kata Susanto Ginting, warga Gurukinayan sekaligus inisiator penggalangan bantuan untuk korban gempa di Pidie Jaya.

Menurut Susanto, ide membantu baru diutarakan tadi malam pada jamaah pengajian di desa mereka. Ternyata ide itu mendapat respon yang positif. Warga pun turut menyumbang.

“Tadi pagi sampe ba’da Ashar, kami telah mengumpulkan bantuan mulai dari jenis tanaman dari kebun, seperti; Terong, kacang-kacangan, cabai, tomat dan juga beras, ada juga pakaian masih layak pakai selain uang Rp5 juta dari 350 KK warga Gurukinayan,” ungkap Susanto.

Dia menyebutkan, bantuan akan diantar langsung malam ini, “Mudah-mudahan besok pagi sampai di Pidie.”

Penggalangan sumbangan untuk korban gempa Pidie juga dilakukan berbagai kalangan seperti komunitas, guru hingga anak sekolah. Seperti yang dilakukan guru dan pelajar SMA 1 Jonggol, Bogor, Jawa Barat.

Di hari pertama gempa, mereka telah menggalang dana dari guru dan pelajarnya, “Total terkumpul Rp 4 juta,” kata Nurhalimah, guru bimbingan konseling asal Pidie.

Namun, pihaknya belum menyalurkan bantuan karena kendala teknis.  “Masih bingung menyalurkan melalui siapa, maunya kami sumbangan langsung dibelikan barang kebutuhan pengungsi, jadi pengungsi terima barang bukan lagi uang, lagi cari lembaga atau orang yang bisa melakukan seperti itu,” jelasnya.

Penyaluran bantuan pun harus tepat sasaran dan sesuai kebutuhan masyarakat yang menjadi korban.

Salman Mardira yang sedang merantau ke Jakarta misalnya, dia mengingatkan keluarga besarnya untuk tidak menerima sumbangan jika tidak mendesak.

“Tolong bilang sama keluarga kita, kalau tidak mendesak sekali, gak usah mengambil bantuan, biar untuk orang lainnya saja yang sangat membutuhkan,” demikan Salman mengingatkan sanak keluarga di Pidie Jaya via telepon seluler.

Salman juga berharap, banyaknya bantuan tak membuat korban atau pengunggsi manja, “Mereka harus cepat bangkit kembali menata hidup, demi harga diri.”

Bencana yang datang silih berganti turut mengundang simpati serta empati. Hal ini terlihat dalam penggalan berikut;

Duka mereka adalah lara kita
Derita saudara kita adalah nestapa jiwa
Menguak hati merentang empati
Merajut nurani menggapai hati
(Rumah Usaha Indonesia). []

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU