Aksi unjuk rasa Masyarakat Anti Korupsi (Mars) di depan Balai Kota Jakarta, Senin (30/3/2015). FOTO/KOMPAS.COM

JAKARTA | ACEHKITA.COM – Para demonstran yang menamakan diri Masyarakat Anti Korupsi (Mars) mengaku kecewa saat berunjuk rasa di depan Balai Kota Jakarta, Senin (30/3/2015). Pasalnya, mereka bersama perwakilan tokoh Betawi lain gagal bertemu Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Mars menggelar unjuk rasa selama 2,5 jam mulai pukul 11.00 sampai 13.30 Wib. Kedatangan mereka untuk meminta klarifikasi terkait statemen Ahok mengenai pemberian nama sapi “USB” (untuk sapi Betawi) saat berada di Rumpin, Kabupaten Bogor, Jumat (20/3/2015) lalu.

“Kita sudah (dibayar) gocap (Rp 50.000) gini doang. Sudah enggak bertemu Ahok, shalat dzuhur juga kagak. Rugi dua kali lipat nih gue,” ujar pria yang memegang mikrofon untuk menyampaikan aspirasi, seperti dilansir Kompas.com.

Tetapi, tidak dijelaskan secara detil siapa yang membayarnya. Juga tak disebutkan nama lelaki yang juga mengaku kecewa karena hanya ratusan orang hadir melakukan protes ke Ahok. Awalnya ada niat menggandeng Front Pembela Islam (FPI) dan organisasi lain agar unjuk rasa dihadiri banyak demonstran.

Pria itu menyebutkan, ia sempat dibisiki beberapa oknum agar membuat unjuk rasa berujung ricuh. Tapi, dia justru curhat karena saat mengikuti aksi FPI beberapa waktu lalu untuk menuntut Basuki mundur dari jabatannya sebagai Gubernur DKI.

“Tadi ada yang teriak chaos-chaos, giliran gue di dalam (penjara), Lebaran di dalam (penjara), lu yang teriak-teriak di luar. Ogah gue masuk barracuda lagi,” ujarnya sambil tertawa.

Sebelumnya, staf Humas Mars, Alan menyatakan, pihaknya keberatan dengan pernyataan Ahok. Untuk itu, mereka menuntut Basuki meminta maaf kepada warga Betawi atas pernyataannya.

Dia menganggap Basuki telah melanggar aturan etika dan norma sehingga wajib ditindaklanjuti dengan sanksi pemberhentian secara tidak terhormat sebagai Gubernur DKI.

“Kami sangat keberatan, khususnya berkaitan dengan statement Ahok yang sangat rasial di Kecamatan Rumpin dengan memberi nama anak sapi ‘USB’,” ujar Alan.

Jumat pekan lalu, ketika menyambangi peternakan sapi PT Karya Anugerah Rumpin (PT KAR), Ahok sempat diminta memberi nama calon anak sapi yang akan lahir. Permintaan itu disampaikan pemilik peternakan.

“Pak, ini tahun depan akan beranak, siapin nama buat sapi jantan dan betina,” kata pemilik PT KAR, Karnadi Winaga.

Ahok tak lama berpikir. Dia langsung menemukan nama untuk anak sapi yang akan lahir. “Oh, sudah ketemu, Pak. Namanya USB,” ujar Ahok seperti dikutip Kompas.com.

Mendengar ucapan Ahok itu, rombongan yang hadir dalam acara penandatanganan nota kesepahaman Pemprov DKI dan Kemenristek Dikti perkembangbiakan sapi langsung tertawa.

Lalu, dia berkeliling ke peternakan sapi. Ahok juga bertanya perihal sapi kepada Karnadi. Ahok juga diberi kesempatan melakukan inseminasi atau menyuntikkan sperma ke sapi. Saat itu, Ahok kembali ditanya nama apa yang akan diberikan kepada anak sapi yang lahir.

“Saya beri nama USB, untuk sapi betina, untuk sapi betawi,” ujarnya tertawa.

Istilah USB (universal serial bus) sempat populer akibat selip lidah diucapkan Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana usai rapat mediasi di Kementerian Dalam Negeri beberapa waktu lalu. Pria yang akrab disapa Lulung salah menyebut uninterruptible power supply (UPS) dengan USB.[]

KOMPAS.COM

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.