Nurdin bin Ismail Amat alias Din Minimi FOTO/harianaceh.co

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Nurdin bin Ismail Amat alias Din Minimi, mantan kombatan GAM yang mengaku mengangkat senjata untuk melawan ketidakadilan dari Pemerintah Aceh, membantah klaim Kapolda Aceh yang menyebutkan 13 orang telah ditangkap sebagai anak buahnya.

“Hebat kali saya kalau punya anak buah sebanyak itu. Mereka bukan anak buah saya. Mungkin antara mereka ada saya yang kenal kalau mereka mantan kombatan GAM,” kata Din Minimi melalui saluran telepon, Kamis (16/4/2015).

Din mengaku dia berjuang sendiri untuk menuntut keadilan dari Pemerintah Aceh di bawah kepemimpinan Gubernur Zaini Abdullah dan wakilnya, Muzakir Manaf. “Dulu ada seorang teman saya, tetapi dia sudah meninggalkan saya. Saya dengar dia sudah ditangkap,” ujarnya, seraya mengaku dia sekarang berada di pedalaman Aceh Timur.

Din mengharapkan pada Pemerintah Aceh untuk memperhatikan rakyat yang masih banyak hidup dalam kemiskinan. “Saya harapkan pemimpin Aceh jangan memikirkan kesenangan sendiri karena masih banyak orang harus diperhatikan. Saat ini banyak warga mulai kelaparan karena tidak ada pekerjaan,” katanya.

Dalam keterangannya kepada acehkita.com, Din juga membantah tudingan polisi yang menyatakan dia terlibat dalam aksi penculikan dan pembunuhan dua intel Kodim Aceh Utara, 24 Maret lalu.

“Saya tidak ada urusan dengan TNI karena yang kami lawan adalah Pemerintah Aceh untuk memperjuangkan keadilan seperti disebutkan dalam perjanjian damai dengan Pemerintah Indonesia,” katanya.

Dia juga mendesak Pemerintah Aceh dan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) untuk terus menuntut Pemerintah Indonesia merealisasikan semua butir MoU Helsinki. “Coba masuk ke kampung-kampung, lihat bagaimana susahnya kehidupan rakyat,” tegasnya.

Din mengakui kalau dia “menjemput” Mahmudsyah alias Ayah Mud, Panglima Muda Komite Peralihan Aceh (KPA) Wilayah Pase yang juga kader Partai Aceh (PA), Minggu (22/3/2015) malam lalu, dari desanya, Gampong Paya Terbang, Kecamatan Samudra, Aceh Utara.

“Ayah Mud kan itu panglima, jadi kami jemput untuk diajak bicara. Kan tak mungkin saya bertemu dia sambil minum kopi karena saya sedang dicari aparat keamanan,” kata Din, seraya menambahkan setelah berbicara, Ayah Mud dibebaskan.

Sebelumnya, Kapolda Aceh Irjen Pol Husein Hamidi menyatakan polisi menangkap 13 orang yang diduga terkait kelompok Din Minimi. Polisi mengklaim di antara mereka, ada yang terlibat kasus penculikan dan penembakan dua anggota TNI di Kecamatan Nisam Antara.

“Ya, termasuk kelompok itu,” kata Kapolda Aceh kepada para wartawan di Mapolres Lhokseumawe, Senin (13/4/2015).

Peran mereka, menurut Kapolda, bukan eksekutor kedua anggota TNI itu. “Anggota kelompok itu yang ikut pada saat penculikan dan ikut pada saat penembakan, yang sudah kita lakukan penangkapan beberapa orang itu,” ujar Husein. “Otak pelakunya belum dapat.”

Belum diketahui motif di bbalik penculikan dan penembakan kedua anggota TNI, Serda Hendrianto dan Sertu Indra Irawan. Polisi menduga, pemusnahan ladang ganja yang gencar dilakukan Polri dan Kodim 0103 Aceh Utara menjadi pemicu.

“Jadi tidak tertutup kemungkinan, karena bisnis mereka terganggu sehingga dijadikan target. Tidak tertutup kemungkinan,” tambah Kapolda Husein.[]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.