BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Tim Ekspedisi Indonesia Biru akhirnya merilis film dokumenter berjudul Made In Siberut pada Jumat (31/8/2018) tengah malam. Film ini sebelumnya telah diputar oleh 90 komunitas di Sumatera hingga Papua dalam Layar Solidaritas untuk Lombok.
Made In Siberut merupakan dokumenter yang bercerita tentang wajah politik pangan di Indonesia yang mengambil contoh di Kepulauan Mentawai.
Akibat penyeragaman pangan beras selama beberapa dekade, masyarakat Mentawai kehilangan identitas pangannya dan menjadikannya bergantung pada pasokan pangan dari daratan Sumatera.
Kondisi ini membuat mereka rentan dan kehilangan kedaulatan atas pangannya sendiri seperti sagu dan keladi. Tapi penghancuran ini dimulai dari pemaksaan agama dan keyakinan Arat Sabulungan.
Sejak 10 – 31 Agustus 2018, film ini telah digelar nonton bareng oleh 90 komunitas di Indonesia sebagai Solidaritas untuk Lombok.
Film berdurasi 44 menit 52 detik ini merupakan hasil liputan dua jurnalis petualang, Dandhy Dwi Laksono dan Suparta Arz. Keduanya berkeliling Indonesia menggunakan sepeda motor selama setahun pada 2015 dalam Ekspedisi Indonesia Biru.
Made In Siberut merupakan film kesebelas dari Ekspedisi Indonesia Biru. Dandhy dan Suparta “Ucok” Arz, telah menelurkan lima dokumenter saat dalam perjalanan keliling Indonesia itu, yaitu Samin vs Semen, Kala Benoa, Baduy, Lewa di Lembata, dan The Mahuzes.
Kemudian enam film lainnya dirilis setelah ekspedisi selesai. Seperti dokumenter berjudul Kasepuhan Ciptagelar, Huhate, Gorontalo Baik, Asimetris, Boti, dan yang terbaru Made In Siberut.
Dokumenter Made In Siberut ini bisa ditonton secara gratis di akun Youtube Watchdoc Image []