Melarung sesajen | Suparta Arz & Dandhy D. Laksono

BALI | ACEHKITA.COM — DUA hari menjelang Hari Raya Nyepi, umat Hindu di Bali malaksanakan upacara Melasti (Penyucian jiwa). Para pria yang mengikuti upacara ini bersarung dan berpakaian serba putih. Sementara kaum hawa memakai kebaya serba putih.

Upacara ini dipusatkan di pinggir pantai. Dengan membawa sajen mereka berkumpul di Pura, kemudian berkonvoi ke pinggir pantai. Usai berdoa umat hindu melarung sajen ke laut.

Prosesi lainya menjelang nyepi adalah pawai ogoh-ogoh. Ogoh-ogoh merupakan patung yang dibuat menyerupai mahluk jahat. Ogoh-ogoh menggambarkan kepribadian Bhuta Kala. Wikipedia menyebutkan, dalam ajaran Hindu Dharma, Bhuta Kala merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan.

Arakan ogoh-ogoh ini dilakukan sejak sore sampai malam hari menjelang hari nyepi. Ogoh-ogoh itu kemudian dibakar. Pembakaran ini diharapkan bahwa “dunia beserta isinya kembali bersih dan bebas dari segala gangguan makhluk maupun roh jahat,” kata Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Bali Dr I Gusti Ngurah Seudiana seperti dilansir Kompas.com.

Sementara pada hari Nyepi semua penduduk bali dilarang keluar rumah selama 24 jam, mulai jam 6 pagi sampai jam 6 pagi selanjutnya.

Menurut Anton, pada hari nyepi semua kegiatan dihentikan di Bali; mulai dari bandar udara, pusat perbelanjaan, swalayan, aktivitas wisata, dan lain-lain tutup total.

Bali hari itu laksana kota mati. Warga hanya diam dirumah. “Pada malam hari juga tidak boleh ada cahaya lampu dari rumah,” kata Anton yang sudah belasan tahun menetap di Bali.

Selama Nyepi hanya Pecalang (Petugas keamanan dari adat Bali) lalu lalang melakukan ronda, itupun dengan berjalan kaki.

“Hanya ambulans dan pemadam kebakaran yang dizinkan di jalan selama Nyepi,” lanjutnya. Bila ditemukan ada warga yang melanggar akan dikenakan sangsi adat.

Biasanya pada hari-hari menjelang Nyepi, warga yang tidak sanggup mentaati aturan, akan meningalkan bali. Mereka kembali setelah Nyepi selesai. []

FOTO & TEKS: Suparta Arz/ACEHKITA.COM

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.