Saturday, April 20, 2024
spot_img

Gajah Serang Perkebunan, Pemerintah Dimohon Turun Tangan

KEUMALA | ACEHKITA.COM – Sedikitnya 35 ekor gajah liar kembali menyerang perkebunan warga di Kawasan Kareung Ampa Dua, Desa Jijiem, Keumala, Pidie.

Akibatnya sejumlah tanaman produktif diobrak-abrik ‘Teungku Rayeuk’. Seperti, pinang, kelapa, kakao, pisang, durian dan lainnya. Bahkan, Senin kemarin gajah mulai memasuki persawahan Desa Cot Seutui, Keumala. Padi dua minggu setelah disemai rusak diinjaknya.

Rusli (43), Ketua Kelompok Tani Kareung Ampa Dua menjelaskan, satwa dilindungi itu pertama sekali dilihat warga hari Sabtu lalu. Warga yang hendak ke kebun kemudian mengbatalkan niatnya ketika mengetahui gajah berkeliaran di jalan menuju kebun.

Kemarin, kata Rusli, padi berumur dua minggu setelah disemai milik M Nur di persawahan Desa Cot Seutui rusak diinjak gajah. Sebuah balai di sana turut dihancurkan gajah.

“Kami sebenarnya telah melaporkan keberadaan gajah liar ini kepada camat setelah dua hari gajah mendiami kebun kami,” kata Rusli di Keulama, Selasa (27/12/2016) malam.

Menurut Rusli, hingga hari ini belum ada tindakan apa-apa dari pemerintah untuk mengusir binatang bertubuh besar. Padahal keberadaannya sangat meresahkan petani di sana.

Rusli berharap ada tindakan cepat dari pihak terkait untuk mengatasinya. Jika tidak, ditakutkan ada warga yang merasa dirugikan dan tak sabar akan mengambil tindakan yang dilarang.

Sebelumnya, akhir November lalu, warga Keumala menemukan tulang belulang seekor gajah liar di kebunnya yang kini kembali jadi hutan. Diduga, kematian itu karena ditembak untuk diambil gading. Hal itu diperkuat dengan adanya bekas peluru di bagian tengkorak.

Keberadaan gajah liar di kawasan Glee Barat, Keumala pertama sekali turun dan menghancurkan kebun warga pada Desember 2015. Gajah diusir Dinas Perkebunan dan Kehutanan dibantu warga. Namun, sebulan kemudian gajah itu kembali lagi ke Glee Barat.

Rusli mengatakan gajah liar yang kembali turun itu masih kelompok yang sama dengan gajah yang turun hampir setiap bulan sejak 2015. “Kelompok itu pernah kami usir hingga ke tengah hutan, dekat dengan Jantho,” kata Rusli.

Tapi sebulan kemudian gajah itu kembali lagi ke Keumala. Akibatnya, perkebunan di Glee Barat kini menjadi lahan tidur. Kebun warga yang dulu produktif kini jadi hutan yang dipenuhi semak belukar. Warga sangat dirugikan, mereka mengharapkan pemerintah turun tangan untuk segera mengatasinya.

Pertengahan 2016 lalu, dalam sebuah berita media cetak, Gubernur Aceh Zaini Abdullah memerintahkan Dinas Kehutanan dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam untuk menangani permasalahan gajah liar di Keumala.

Bahkan, Zaini saat itu memerintahkan membangun CRU di Glee Barat Keumala agar dapat ditempati gajah jinak. Keberadaan gajah jinak akan menghalau gajah liar jika sewaktu-waktu kembali lagi ke kebun warga.

“Ini sudah akhir tahun 2016, pejabat dari provinsi seorang pun belum pernah ke sini. Apalagi bangun CRU. Kami sangat kecewa dengan janji manis Pak Gubernur,” kata Rusli.

Hingga berita ini ditulis, gajah masih mendiami kawasan Kareung Ampa Dua, Glee Barat, Desa Jijiem, Keumala, Pidie.[]

HABIL RAZALI

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU