LOMBOK | ACEHKITA.COM – Korban tewas akibat gempa darat berkekuatan 7,0 Skala Richter (SR) yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) terus bertambah. Laporan sebelumnya menyebutkan korban tewas berjumlah 82 orang, namun hingga Senin (6/8) siang, korban tewas bertambah menjadi 91 orang dan 209 luka-luka.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan hingga saat ini tim Search And Rescue (SAR) gabungan masih menyisir korban yang terdampak gempa untuk melakukan evakuasi.
Data sementara hingga pukul 10:00 WIB tadi, tercatat 91 orang meninggal dunia, 209 orang luka-luka, ribuan jiwa masyarakat mengungsi dan ribuan rumah rusak.
“Diperkirakan jumlah korban dan kerusakan akibat dampak gempa akan terus bertambah. Pendataan masih terus dilakukan oleh aparat,” kata Sutopo dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Senin (6/8).
Dari 91 orang meninggal dunia, kata Sutopo, berada di Kabupaten Lombok Utara 72 orang, Kota Mataram 4 orang, Lombok Timur 2 orang, Lombok Tengah 2 orang, Lombok Barat 9 orang dan Bali 2 orang.
“Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan yang roboh.  Semua korban meninggal dunia adalah warga negara Indonesia. Belum adanya laporan wisatawan yang menjadi korban akibat gempa,” kata dia.
Sutopo menyebutkan daerah Lombok Utara merupakan wilayah paling parah terdampak gempa karena berdekatan dengan pusat gempa. Kerusakan rumah dan bangunan terjadi luas.
Rumah-rumah di Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Timur yang sebelumnya hanya rusak ringan pascagempa 6,4 SR pada (29/8/2018) pekan lalu, menjadi rusak berat dan roboh akibat guncangan gempa 7 SR malam tadi.
Berdasarkan laporan pertugas di Kabupaten Lombok Utara, kata Sutopo, perkiraan kerusakan rumah di berbagai kecamatan seperti Kecamatan Bayan, Kecamatan Kayangan, Kecamatan Gangga, KecamatanTanjung dan Kecamatan Pemenang mencapai lebih dari 50 persen.
“Artinya banyak rumah yang rusak. Masih dilakukan pendataan,” kata dia.[]
