BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengharapkan Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry menjadi pusat kajian dan pengembangan Islam.
“Lakukan kajian keislaman. Libatkan ulama dan cendekiawan dari luar, selain dari daerah kita,” ujar Zaini saat memberikan sambutan pada Dies Natalis UIN Ar-Raniry Banda Aceh ke-52, Kamis (29/10/2015).
Pengkajian keislaman, sebut Zaini, penting dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang ada di Aceh di bidang agama. Apalagi, Ar-Raniry merupakan ulama yang terkenal tak hanya di Aceh, tapi juga di kawasan Asia.
UIN Ar-Raniry saat ini mendidik mahasiswa dari pelbagai daerah di Aceh dan Indonesia. Selain itu, ada juga mahasiswa yang datang dari Malaysia dan Patani, Thailand Selatan.
Para alumni, pinta Zaini, akan membawa ilmu keislaman yang diperoleh di Aceh ke negara masing-masing dan menyebarkannya di sana.
“Sehingga UIN serbagai jantung hati rakyat Aceh bisa menjadi pusat kajian Islam di Indonesia, regional, dan global,” harap Zaini.
Karenanya, Gubernur Zaini menyatakan, meski sudah berubah status menjadi universitas, kampus Ar-Raniry diminta tidak meninggalkan jati dirinya sebagai sebuah perguruan tinggi Islam.
“Saya harapkan IAIN yang sudah berubah statusnya menjadi UIN tidak melupakan jati diri sebagai perguruan tinggi yang akan menghasilkan alumni yang berbasis keimanan dan ketakwaan,” ujar Zaini.
Rektor UIN Ar-Raniry Profesor Farid Wajdi menyatakan institut yang sejak 2013 berstatus menjadi universitas tersebut terus berbenah diri sehingga bisa melahirkan alumni yang bisa bersaing dengan kampus lain. []