Tuesday, April 23, 2024
spot_img

Hari Bumi: Mahasiswa Operasi Semut di Pantai Gampong Jawa

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Hari bumi diperingati pada 22 April setiap tahunnya. Peringatan hari yang disebut “earth day” ini kerap diisi dengan kegiatan kampanye peduli lingkungan, dan pengutipan sampah plastik.

Di Kota Banda Aceh, hari bumi diperingati oleh sekolompok mahasiswa dari Teknik Lingkungan UIN Ar-Raniry dengan menggelar operasi semut di pantai. Seperti apa kegiatannya?

Minggu pagi, 22 April 2018, saat matahari baru sepenggalah di langit bagian timur, puluhan mahasiswa mengikuti jalan santai menuju Pantai Gampong Jawa, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh. Sambil jalan, mereka memegang karton bertuliskan pesan-pesan agar menjaga bumi dari kerusakan lingkungan.

Mereka juga membuat bola bumi dari kertas berwarna biru. Di atas kertas biru ditimpa kertas hijau membentuk pulau-pulau. Paling atas terdapat kertas putih membentuk tulisan “Save Earth Day”.

Setiba di bibir pantai, mereka tampak semangat melakukan operasi semut atau selalu memungut. Artinya, mereka memungut sampah plastik yang berserakan dan tersebar di pasir pantai.

Kantong hitam besar telah disiapkan. Sampah plastik yang sudah dipungut dimasukkan ke dalamnya. Setelah itu, dikumpulkan dan nantinya di buang ke tempat pembuangan akhir. Sedangkan sampah organik — seperti kayu dan dedaunan — dikumpulkan di beberapa titik.

“Sampah plastik yang dibuang ke sungai, pada akhirnya juga akan mengalir ke laut. Kenapa memilih di pantai, mungkin ini pertolongan terakhir sebelum tercemar ke laut,” kata Wakil Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan UIN Ar-Raniry Banda Aceh Riza Marzatillah, kepada acehkita.com. Pantai Gampong Jawa berada di muara sungai Krueng Aceh.

Dosen Teknik Lingkungan UIN Ar-Raniry, Yegi Darnas, mengajak masyarakat lebih peduli lingkungan dengan tidak membuang sampah plastik sembarangan. “Kita yang memakai, kadang tidak menyadari itu tentang kebersihan lingkungan,” ujarnya.

Menurutnya, sampah plastik sudah sangat mengkhawatirkan di kawasan pantai di Aceh. Apalagi, plastik sangat sulit terurai dan berefek panjang terhadap pencemaran lingkungan.

Yegi juga menilai saat ini Pemerintah Kota Banda Aceh belum mampu mengatur pengelolaan sampah yang baik. “Saat kami berjalan ke sini saja tadi, banyak sampah yang berserakan di jalanan,” katanya.

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU