BANDA ACEH, ACEHKITA.COM – Sebanyak 55 imigran Sri Lanka yang melakukan mogok makan selama hampir lima hari setelah dipindahkan ke penjara Meulaboh, telah mengakhiri aksinya, Minggu.
Kepala Kantor Imigrasi Meulaboh, Suryo Santoso, mengatakan, setelah dilakukan pendekatan persuasif beberapa hari, pukul 13:00 Wib hari ini, para imigran yang ingin mencari suaka politik di Australia membacakan surat pernyataan berhenti mogok makan.
“Dalam surat pernyataan, mereka meminta maaf kepada pihak imigrasi, IOM dan pihak terkait lain atas kejadian ini. Mereka juga mengharapkan pihak berwenang, terutama UNHCR, segera memproses nasib mereka dan turun ke sini,” katanya.
“Kami mengharapkan pemerintah pusat bisa segera mengundang UNCHR seperti harapan dan tuntutan mereka agar masalah ini bisa cepat selesai.”
Menurut Suryo, kondisi imigran Sri Lanka – yang terdampar di perairan Nagan Raya setelah boat mereka hancur dihantam badai dan ombak besar Samudera Hindia, 14 Mei lalu – mulai membaik dan tidak ada yang sakit karena mereka semua sudah mau makan.
Sebelumnya, lima orang dilaporkan sempat dilarikan ke rumah sakit karena kondisi mereka lemas Selain itu, beberapa orang dari pengungsi Sri Lanka itu terlihat stress dan depresi setelah ditampung dalam penjara.
Suryo menyatakan, tim Deplu yang turun ke Meulaboh pada Kamis lalu sudah selesai melakukan verifikasi dan hari Sabtu kembali ke Jakarta. “Tapi, saya tidak tahu apa hasil verifikasi tim Deplu karena itu wewenang pemerintah pusat,” katanya.[]