Kapal nelayan terdampar di atas rumah warga Lampulo, Banda Aceh, setelah tsunami melanda Aceh, 26 Desember 2004. | Radzie/ACEHKITA.COM

JAKARTA — Indonesia yang terletak di cincin api dan jalur subduksi rawan terjadi gempa dan tsunami. Data dan Informasi Bencana Indonesia mencatat, negara ini pernah dilanda 174 kali tsunami sepanjang sejarah.

174 tsunami tersebut terjadi dalam kurun waktu mulai tahun 1629 hingga 2014. Sebanyak 60 persen terjadi di kawasan Indonesia timur. Sayangnya, meski 60 persen tsunami di Indonesia terjadi di wilayah timur, hingga kini penelitian mendalam tentang gempa dan tsunami masih minim di sana.

Ahli gempa dari Pusat Penelitian Mitigasi Bencana Institut Teknologi Bandung Irwan Meilano menyebutkan, perlu penelitian mendalam mengenai sumber gempa dari subduksi ganda di Indonesia timur.

“Daerah ini belum banyak datanya, sehingga kami sulit memetakan ancamannya,” kata Irwan Meilano seperti dilansir Kompas, 5 Desember 2014.

Tsunami paling dahsyat melanda Aceh pada Ahad, 26 Desember 2004, terjadi setelah diguncang gempa berkekuatan 9,1 pada skala Richter. Gelombang gergasi 10 tahun lampau menyapu hingga Sri Lanka dan Bangladesh. Tsunami menyebabkan lebih 230 ribu jiwa meninggal –160 ribu di antaranya berada di Indonesia.

12 tahun sebelum menyapu Aceh, Flores, Nusa Tenggara Timur, juga pernah dilanda tsunami setelah terjadi gempa berkekuatan 7,5 SR. Bencana pada Sabtu, 12 Desember 1992, tersebut menyebabkan 2.500 orang tewas. Kerusakan terparah terjadi di Kota Maumere dan Pulau Babi.

Kompas menyebutkan, gempa memicu longsor bawah laut, yang membuat tsunami Flores mematikan. Kombinasi gempa dan longsor itu membangkitkan ketinggian tsunami hingga lebih dari 25 meter dan melanda 300 meter ke daratan. []

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.