Istimewa/ACEHKITA.COM

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Sahputra Mustafa punya alasan sendiri menghias empat muto gileng pade (alat perontok padi yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa menyerupai mobil –red.) pada saat resepsi perkawinannya. Ia menginginkan diantar ke rumah mempelai perempuan menggunakan mobil giling tersebut.

Keinginan Sahputra, tentu saja, menimbulkan protes dari ayah-ibu, serta kerabatnya yang lain. Mereka menginginkan, pesta sang anak benar-benar dilakukan layaknya intat linto pengantin lain.

“Saya dianggap sudah hang, kureueng paih, hingga (maaf) gila,” cerita Sahputra kepada acehkita.com, Senin (23/3/2015) sore, usai duduk bersanding di pelaminan bersama Rita Zahara, sang pujaan hati.

Namun, ia terus berusaha meyakinkan kedua orangtuanya agar menerima ide intat linto menggunakan muto gileng. Keluarga akhirnya mengalah.

Sahputra meminjam empat unit muto gileng pade dari sang paman. Ia mendesain dan merias muto gileng tersebut dengan pita warna-warni. Ia merias sebagus mungkin (selama dua hari dia mengerjakan ini) agar hati kedua orangtuanya luluh.

Walhasil, “setelah itu orangtua saya baru meng-ACC (menyetujui –red.),” ujar Sahputra.

Baca: Unik, Pengantin Ini Diantar dengan Muto Gileng

Jadilah, pada Senin pagi, mereka berangkat dari rumahnya di Desa Reuduep menuju rumah dara baro di Desa Peuradeuen. Sepanjang perjalanan berjarak lima kilometer, iring-iringan muto gileng rombongan intat linto menjadi pusat perhatian.

“Banyak yang tertawa,” sebut Sahputra. Kali ini dia juga tertawa saat menceritakan kembali apa yang dialaminya sepanjang perjalanan itu.

Tiba di rumah mempelai perempuan, semuanya terkejut. Terlebih sang istri, Rita Zahar. “Nyoe beutoi-beutoi lakoe lon seniman (Suami saya benar-benar seniman),” puji perempuan 25 tahun itu, riang.

Lalu, apa alasan Sahputra menggunakan muto gileng sebagai kendaraan pengantar linto baro?

“Mobil ini buatan anak-anak Aceh. Jadi saya ingin menggunakannya untuk hari bahagia saya,” kata dia.

Ia kepincut dengan muto gileng usai panen raya di kampungnya pada 2012 lalu. Saat melihat mobil itu, ia langsung berniat untuk menjadikannya sebagai kendaraan yang akan dikendarainya ke rumah sang pujaan hati pada hari perkawinannya.

“Saya juga ingin memberikan kejutan pada istri,” sebut Sahputra. “Alasan lain, saya melihat mobil ini ada daya jual, unik. Belum ada yang intat linto (di kampung saya) menggunakan mobil seperti ini.”

Walhasil, Senin pagi Sahputra bersama rombongan (kedua orangtuanya, kepala desa, imam meunasah, dan warga lain) mengendarai muto gileng menuju pelaminan. []

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.