BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Guru besar Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Yusni Sabi, menyebutkan bahwa paham radikal (radikalisme) muncul di tengah-tengah masyarakat karena dipengaruhi sejumlah faktor, salah satunya pendidikan.
Hal itu dikatakan Yusnj Sabi saat memberikan kuliah umum mengenai deradikalisasi di depan mahasiswa dan dosen UIN Ar-Raniry di Aula Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Jumat (29/1/2016).
Menurut mantan Rektor IAIN Ar-Raniry itu ada beberapa faktor yang membuat seseorang terperosok ke dalam radikalisme, salah satunya pendidikan. Pendidikan yang bagus, menurutnya, merupakan kombinasi dari kompetensi dosen, minat mahasiswa, metode mengajar serta materi yang sesuai.
“Jadi, misalnya terjadi pembodohan dalam sebuah pendidikan, maka radikalisme akan melembaga,” tuturnya di hadapan peserta Diskusi Publik: Meninjau kembali konsep deradikalisme dalam penangganan terorisme di Indonesia.
Adapun faktor lainnya adalah rumah tangga, masyarakat, sistem birokrasi dan janji palsu politik. Ia mencontohkan, pola asuh dalam keluarga akan sangat berdampak bagi diri seseorang. Ditambah lagi dengan pergaulan atau doktrin tertentu yang ada di masyarakat akan terus tersimpan di dalam ingatan seseorang.
Menurutnya, ketika suatu kelompok atau organisasi yang mulai menunjukkan sesuatu yang tidak biasa hingga hal-hal yang mendasar, maka kelompok tersebut sudah dikatakan radikalisme.
“Jadi secara tidak kita sadari, radikal sudah mulai tumbuh sedikit demi sedikit dari dalam diri kita, apalagi melalui beberapa faktor itu tadi,” kata Yusni. []
GHASYIA
