Friday, April 26, 2024
spot_img

Ini Penyebab Banyak Bangunan Roboh Akibat Gempa Pidie Jaya

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Pendataan rumah dan bangunan rusak akibat gempa tektonik berkekuatan 6,5 Skala Richter yang melanda Aceh pada Rabu, 7 Desember lalu, terus dilakukan pihak terkait.

Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan bahwa verifikasi tingkat kerusakan juga terus dilakukan agar dapat diklasifikasikan tingkat kerusakan yaitu rusak berat, sedang dan ringan.

Hingga Sabtu (17/12/2016) tercatat kerusakan meliputi masjid 65 unit, meunasah 160, ruko 357, kantor pemerintahan 30, sekolah 139, pasar 11, jembatan 83 dan jalan 88,5 km, katanya dalam siaran pers yang diterima acehkita.com.

Sutopo menambahkan bahwa gempa susulan masih terus berlangsung hingga 120 kali sejak Rabu dinihari pekan lalu. Namun tren gempa susulan semakin mengecil.

Berdasarkan catatan sejarah gempa yang berdampak di tiga Kabupaten Pidie Jaya, Pidie dan Bireuen pernah terjadi pada 1940-an, sehingga kemungkinan siklus adalah 70-an tahun.

“Kemungkinan terjadi gempa besar lagi tidak mungkin. Masyarakat jangan kuatir karena periode ulangan gempa mungkin akan berlangsung sangat lama, tetapi gempa-gempa kecil mungkin tetap terjadi” Ujar Wahyu Triyoso, ahli gempa bumi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam rilis tersebut.

Menurut Sutopo, yang perlu menjadi perhatian sekarang adalah penilaian atau pengecekan ulang kondisi perumahan warga apakah ada kemungkinan masih bisa digunakan atau tidak.

Hal ini perlu melibatkan ahli dalam konstruksi bangunan. Diharapkan setelah ada pengecekan, masyarakat yang rumahnya masih dapat ditempati untuk segera kembali ke rumah masing-masing.

Masyarakat dapat melakukan pengecekan mandiri secara sederhana. Cek bangunan pondasi apakah ada penurunan atau tidak, ketegakan kolom, retakan bangunan, benda yang jatuh dibersihkan.

“Bangunan lebih satu lantai lihat kerusakan struktural masih bagus atau tidak. Namun disarankan pengecekan ini dilakukan oleh ahli agar mendapatkan rekomendasi yang akurat,” katanya.

Kerusakan bangunan baik pasar, rumah, masjid dan lainnya terjadi karena banyak faktor. Struktur bangunan yang salah, besi yang tidak memenuhi standar, tidak ada tulangan geser dan faktor lainnya.

“Faktor kualitas mutu bangunan, kerikil bulat bukan batu pecah, besi tulangan polos bukan ulir yang menyebabkan bangunan rusak” ujar Sutarji dari Kementerian Pekerjaan Umum dan dan Perumahan Rakyat, di posko utama Pidie Jaya.

Dalam pernyataan tertulis itu disebutkan bahwa bangunan masjid yang roboh setelah diinspeksi terjadi karena beban kubah sangat berat yang tidak ditopang dengan pondasi bagus.

“Getaran gempa mengakibatkan pondasi yang ada tidak mampu menahan kubah, yang berakibat robohnya bangunan masjid,” tulis Sutopo.

Konsep rumah tumbuh juga memberikan kontribusi terhadap banyaknya rumah hancur. Pondasi dan tulangan yang didesain untuk satu tingkat, ternyata dikembangkan hingga 2-3 tingkat.

Beban ini yang tidak dipikirkan untuk mampu ditopang oleh konstruksi yang dibangun. Percepatan getaran gempa yang telah diukur dan dianalisa oleh BMKG membuktikan bahwa, percepatan maksimal terjadi pada bangunan 2-3 lantai.

“Percepatan puncak terjadi pada bangun 2-3 lantai, percepatan mencapai 5 kali dibandingkan pada pondasi” ujar Mansyur Insyam dari Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia.

Izin pendirian bangunan yang tahan gempa perlu mendapatkan perhatian secara khusus agar gempa yang mungkin terjadi di masa mendatang dapat diminimalkan dampak dan korbannya.

Geologi lokasi gempa sebagian besar adalah sedimen pasir, sehingga jika terjadi gempa pasir memadat menekan air dan air menekan balik hingga keluar lumpur pada rekahan gempa seperti yang terjadi di beberapa tempat.

Korban bukan disebabkan gempa bumi, tapi disebabkan bangunan yang roboh tidak mampu merespon getaran gempa.

Seperti diketahui bahwa jumlah korban tewas akibat gempa Rabu pekan lalu mencapai 103 orang dan ratusan lainnya mengalami luka-luka.[]

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU