Thursday, April 25, 2024
spot_img

Inovasi Kota Terbuka Sosialisasi Produk Warga

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Kota sebagai pusat aktifitas masyarakat membutuhkan inovasi guna meningkatkan kualitas hidup warganya. Salah satunya ialah menyikapi tantangan bagi peningkatan kondisi perekonomian warga yang biasanya bersumber dari sektor-sektor jasa, transportasi dan perdagangan.

International Center for Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS), bekerjasama dengan Open Data Labs Jakarta, sedang giat melaksanakan program “Inovasi untuk Kota Terbuka: Kota Tanyoe,” yaitu program yang menyediakan data-data tentang produk unggulan gampong di Banda Aceh.

Hal itu mengemuka pada kegiatan diseminasi dan diskusi hasil program inovasi kota di Aula Balai Kota, Banda Aceh, Kamis (9/2/2017).

“Program inovasi ini berjalan dengan memanfaatkan hasil survey Pemko Banda Aceh melalui program One Village One Product (OVOP), atau program guna mendorong adanya produk pada setiap gampong di Banda Aceh,” jelas Asrul Sidiq, manajer program inovasi kota, dalam rilis yang diterima acehkita.com.

Program Inovasi Kota Terbuka ini selain menyediakan informasi produk-produk unggulan gampong di laman www.kotatanyoe.org, juga paling penting setiap orang secara terbuka bisa mengakses bahkan mengubah, dan membagikan kontennya.”

Produk atau usaha unggulan milik warga Banda Aceh yang telah terdata bervariasi, mulai dari produk kuliner, kerajinan tangan hingga konveksi.

“Saat ini kami telah menyediakan data 140 produk warga kota, baik dari industri rumah tangga atau usaha kecil menengah yang dapat diketahui jenis produk, variasi, serta titik koordinat lokasi tempat diproduksi dan penjualan secara akurat,” katanya.

Di antara produk yang dapat ditemukan pada laman itu adalah kerajinan gerabah seperti beulangong atau bejana dari tanah produksi warga Ateuk Jawo, minyak nilam, dendeng ikan, produk fashion dengan desain khas Aceh, kuliner khas Aceh Adee, dan berbagai komoditas yang diproduksi oleh warga gampong di Banda Aceh.

Walikota Banda Aceh yang diwakili Asisten III Pemko Banda Aceh, M. Nurdin, saat membuka acara menjelaskan bahwa yang telah tersedia ini merupakan jawaban, dan data awal bagi pemerintah untuk mendukung industri kecil di Banda Aceh.

Pada sesi diskusi mengemuka saran dan pendapat tentang keberlanjutan program. Salah satu kendala yang dihadapi pengrajin di Ateuk Jawo adalah minimnya bahan baku berupa tanah yang baik untuk produksi beulangong.

Sementara produk-produk lain menghadapi tantangan yang sama seperti dalam hal promosi dan pemasaran, daya saing produk dan sertifikasi agar produk terjamin kualitasnya.

Perwakilan Open Data Labs, Antya Widia, menjelaskan keunggulan program ini ialah “sistem data terbuka seperti ini memungkinkan siapa saja untuk mengakses, menggunakan hingga mengubah data yang ada.”

Acara ini dihadiri oleh para pengrajin, pengusaha industri rumah tangga dan usaha kecil menengah, aparatur pemerintah kota, penggiat komunitas, dan perwakilan dari gampong dan kecamatan di Banda Aceh.[]

RILIS

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU