Saturday, April 20, 2024
spot_img

Jabal Rahmah, Bukit Cinta Adam dan Hawa

KESENDIRIAN itu menyakitkan. Nabi Adam, manusia pertama yang diciptakan Allah, jauh-jauh hari juga telah merasakannya. Bapaknya umat manusia itu sudah merasakan dilema kesendirian dan kesepian hidup sejak awal penciptaan walaupun hidup penuh kenikmatan di dalam surga. Apalah artinya kenikmatan surga jika jiwa dilanda kesepian. Betapa indahnya surgapun akan terasa kurang nikmat.

Melihat Nabi Adam yang murung dan bersedih hati, Allah akhirnya menciptakan Siti Hawa untuk menemani kesendirian hidup Adam. Nabi Adam kembali ceria dan bersemangat. Siti Hawa menjadi sumber energi kehidupan baru bagi Adam. Surgapun menjadi lebih berwarna dengan terciptanya Siti Hawa.

Sebuah musibah terjadi. Nabi Adam dan Siti Hawa yang telah hidup bahagia di surga lantas diturunkan ke dunia di dua tempat terpisah dan tidak lagi bertemu dalam waktu yang lama.

Jabal Rahmah, Tempat Bersejarah
Setelah ratusan tahun tak bertemu dan saling mencari, akhirnya dua orang tua umat manusia ini bertemu di sebuah bukit. Bukit ini kemudian dinamakan Jabal Rahmah, gunung kasih sayang. Gunung ini terletak di Mekkah, Arab Saudi.

Dalam salah satu pantun Aceh juga pernah disebutkan kisah nabi Adam dan Siti Hawa saat berpisah sebelum akhirnya bertemu di bukit ini:

Nabi Adam geulingka gunong
Geu tanyoeng-tanyoeng tuan siti hawa
Geu meuhoi-meuhoi hana geu seu-ot
Ie mata
rhoetju, meu lumba-lumba. .

Jabal Rahmah sebenarnya tidak seperti lazimnya sebuah gunung. Jabal Rahmah ini lebih berupa bukit yang tidak terlalu besar dan terletak di Padang Arafah, tidak jauh dari kota Mekkah. Dibandingkan menyebutnya dengan gunung kasih sayang, saya lebih suka menyebutnya bukit cinta karena di sinilah Adam dan Hawa kembali bertemu dan jatuh cinta setelah ratusan tahun berpisah.

Kini, bukit yang menjadi saksi pertemuan dua manusia yang saling mencintai ini menjadi salah satu objek wisata sejarah dan religi menarik yang harus dikunjungi jika berada di Arab Saudi. Pemerintah Arab Saudi juga membuat sebuah tugu beton segi empat dengan tinggi sekitar delapan meter di tengah puncak bukit bersejarah tersebut, sebagai penanda tempat bertemunya dua manusia pertama yang saling jatuh cinta.

Banyak jemaah haji dan umrah yang mengunjungi bukit ini. Mendaki Jabal Rahmah tidak terlalu melelahkan, hanya butuh waktu sekitar 10 menit untuk sampai di puncak dimana tugu segi empat itu berada.

Pemandangan Indah Padang Arafah dan Jasa Soekarno
Sampai di puncak Jabal Rahmah kita akan disuguhi pemandangan indah Padang Arafah, tempat jemaah haji melakukan wukuf. Bukit ini memang tidak terlalu tinggi, namun kita dapat menyaksikan indahnya Padang Arafah yang sudah mulai menghijau setelah pemerintah Arab Saudi melakukan penanaman pohon di sepanjang Padang Arafah.

Sebelumnya Padang Arafah ini hanya berupa padang pasir luas yang tandus dan gersang. Sekarang Padang Arafah terlihat lumayan hijau dengan banyaknya jumlah pepohonan. Kabarnya, dulu Presiden Indonesia Soekarno mengusulkan untuk menghijaukan Padang Arafah. Soekarno bahkan mengirim ribuan bibit pohon yang cocok ditanam di lahan gersang berpasir seperti Arafah.

Tempat Favorit Meminta Jodoh
Bukan hanya disuguhi dengan indahnya pemandangan Padang Arafah. Biasanya, jemaah yang sudah tiba di puncak gunung ini umumnya berdoa. Dan ini menjadi tujuan utama selain melihat tempat bersejarah penuh nuasa cinta nabi Adam dan Siti Hawa. Berdoa menjadi ritual yang tak bisa ditinggalkan bagi siapapun yang sudah lelah mencapai puncak bukit ini.

Kabarnya, jika kita berdoa meminta jodoh, keharmonisan dan keabadian hubungan asmara akan mudah dikabulkan jika berdoa di Jabal Rahmah ini. Banyak yang percaya, mereka yang masih sendiri akan mudah menemukan pasangan hidupnya, walaupun itu mungkin membutuhkan waktu ratusan tahun seperti kisah Adam menemukan Siti Hawa di bukit ini.

Bagaikan magnet, Jabal Rahmah ini sudah dianggap sakral untuk tempat berdoa tentang hubungan kasih sayang, jodoh dan cinta. Saya juga salah satu yang tidak melewatkan kesempatan berdoa di sini, dengan harapan yang sama seperti mayoritas jemaah lainnya yang mendaki bukit cinta ini.

Penuh Coretan
Selain berdoa, ada sebagian jemaah jahil melakukan aksi corat-coret di bukit yang didominasi bongkahan batu besar ini. Saat saya mulai mendaki, tampak seorang jemaah berwajah Melayu di atas salah satu bongkahan batu sedang ditegur petugas. Jemaah itu tak peduli, ia tetap lanjut menulis di atas batu tersebut.

Ada yang percaya bahwa dengan menuliskan nama mereka di bukit tersebut akan membuat mereka mudah menemukan jodoh. Sebagian ada juga yang menuliskan namanya mereka beserta pasangannya dengan maksud agar hubungan mereka langgeng hingga akhir hayat.

Bukan hanya bukit, tugu pertemuan Adam dan Hawa yang dibuat pemerintah Arab Saudi juga tak luput dari ragam coretan. Baik bukit maupun tugu itu penuh dengan coretan nama anak-anak manusia dari seluruh dunia. Bahkan dibanyak tempat, saya mendapati coretan nama-nama orang Indonesia dan biasanya disertai tulisan “semoga cepat dapat jodoh” atau semisalnya.

Terlepas apapun maksud dan tujuan mereka. Mencoret-coret tempat umum terlebih tempat bersejarah seperti Jabal Rahmah ini merupakan tindakan tidak terpuji dan merusak. Tindakan merusak seperti ini sangat tidak pantas dilakukan orang-orang berniat ibadah ke tanah suci. Dan sudah menjadi kewajiban bersama untuk seharusnya menjaga tempat ini agar tetap menjadi objek wisata religi dan saksi sejarah Islam yang menarik. []

FARHAN JIHADI (Mekkah, Arab Saudi)

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU