Ghaisan/ACEHKITA.COM

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — JUMAT, 16 Januari lalu, menjadi hari kelabu bagi Zulkhairi. Remaja 19 tahun itu terjatuh saat memanjat pohon pinang di Desa Ie Tarek Dua, Kecamatan Simpang Keuramat, Aceh Utara. Jatuh dari pokok pinang sambil terduduk. Naas, sebuah benda tajam nan keras menusuk anusnya.

Keluarga memboyong remaja tamat SMA tersebut ke Rumah Sakit Umum Cut Meutia Lhokseumawe. Lima hari di sana, dokter menyatakan luka anus sudah mengering dan bisa dibawa pulang.

Hanya saja, seminggu berada di rumah, remaja yang bekerja serabutan itu mengeluhkan sakit. Meriang dan nyeri di bagian perut. Ia kembali dibawa ke rumah sakit. Berdasarkan hasil rontgen, di dalam perut Zulkhairi terdapat benda asing sebesar ibu jari orang dewasa. Dokter menyarankan untuk operasi.

Memang, dalam proses pembedahan itu, dokter menemukan kayu sepanjang 10 sentimeter di dalam perut Zulkhairi. Ternyata, kayu tersebut mengenai usus sehingga menyebabkan infeksi. Akibatnya, usus tersebut tidak bisa disambung lagi, sehingga dokter membuat lubang di bagian perut.

Lubang itu berfungsi sebagai saluran buang air besar dan urin. Sedangkan anus hingga kini masih belum bisa digunakan karena masih dalam proses penyembuhan dan pengeringan luka.

Sejak operasi itu, Zulkhairi tak lagi bebas beraktivitas. Ia melewati hari-hari kelamnya dengan terbaring di ranjang, sambil menjalani perawatan rutin di RSU Cut Meutia.

Hanya saja, pada Sabtu (14/3/2015) lalu dokter di RSU Cut Meutia merujuk Zulkhairi ke Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin di Banda Aceh. Alasannya, di rumah sakit Lhokseumawe tidak memiliki dokter spesialis.

Kini, Zulkhairi terbaring lemas di rumah singgah RSUZA Banda Aceh. Berat badannya terus menyusut. Jejeran tulang rusuknya terlihat jelas.

Kepada acehkita.com dan sejumlah wartawan lain yang mengunjunginya, Zulkhairi memperlihatkan luka operasi di bagian perut. Panjangnya hingga di atas pusar. Di bagian kanan perut, usus keluar. Hanya dibungkus kantong plastik transparan.

“Sekarang saya hanya bisa berbaring sudah tidak mampu bangkit untuk duduk,” kata Zulkhairi, lirih, Rabu (18/3/2015).

Senin lalu ia dibawa ke Poli Bedah untuk menjalani pemeriksaan. Hanya saja, kondisinya yang masih lemas membuat ia urung diperiksa.

“Dokter di sini bilang keadaannya masih lemas sehingga tidak bisa di rontgen dan disuruh balik kalau dia sudah kuat,” ungkap Juraini, kakak kandung Zulkhairi.

Menurut Juraini, adiknya saat ini dalam kondisi mencemaskan. Pasalnya, semua makanan yang dimakan langsung keluar dari lubang di perutnya. Usus tak mampu lagi mengolah dan menyaring makanan.

“Dia makan buah-buahan atau nasi, itu keluar semua ke dalam kantong plastik ini. Makanya sekarang dia sering merasa lapar. Begitu juga saat dia minum,” kata dia.

Dokter menyarankan Zulkhairi dirawat di Lhokseumawe saja. “Kata dokter di Lhokseumawe, kalau kondisi sudah baik dalam tiga bulan sudah bisa dioperasi untuk memasukkan usus ke posisi semula,” ujar Juraini.

Kini, Zulkhairi terpaksa harus direportkan dengan menutup ususnya yang terinfeksi dengan plastik. “Tidak punya uang untuk beli kantong khusus,” terang Juraini. []

GHAISAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.