Friday, March 29, 2024
spot_img

Jembatan di Tiro Ambruk

PIDIE | ACEHKITA.COM – Satu jembatan permanen di Desa Kukue, Kecamatan Tiro, Pidie, ambruk pada Senin (31/12/2012). Sedangkan satu jembatan berkontruksi kayu lainnya terlihat sangat memprihatinkan.

Pantauan acehkita.com, jembatan ambruk yang terletak di Desa Kukue, Tiro itu merupakan salah satu akses menuju perkampungan warga. Selain untuk menuju ke perkampungan Blang Rikui dan Panton Bunot, jembatan itu juga merupakan salah satu akses menuju perkebunan warga. Di lokasi ambruknya jembatan itu terlihat pecahan kaca mobil yang jatuh ke sungai saat jembatan itu ambruk. Namun, mobil itu sudah dievakuasi warga.

Jembatan ambruk itu menyebabkan warga dari dua desa yakni Blang Rikui dan Panton Bunot di Kemukiman Blang Keudah terpaksa menggunakan jembatan yang terlihat sudah sangat memprihatinkan untuk jalan akses ke ibu kota kecamatan.

Sementara jembatan yang terlihat memprihatinkan itu terletak tidak jauh dari lokasi jembatan ambruk. Jembatan ini juga digunakan untuk akses menuju ke perkampungan Blang Rikui dan Panton Bunot. Jembatan yang dibuat dari kayu itu tidak memiliki dinding pembatas sehingga sangat berbahaya bagi warga yang menggunakannya.

Meski sudah terlihat memprihatinkan, namun jembatan ini masih bisa dilalui kendaraan roda dua. Warga beragam usia terlihat lalu lalang di atas jembatan tersebut. Sementara untuk menuju area perkebunan, warga harus melewati sungai yang di dalamnya terdapat patahan jembatan yang ambruk. Namun, jika hujan mengguyur kawasan itu, sungai itu akan meluap sehingga warga tidak bisa berkebun.

Salah seorang warga Blang Rikui, A Gani Ahmad mengatakan, jembatan itu ambruk pada Senin (31/12/2012) sore akibat sering dilalui truk pengangkut pasir dan batu. Pada saat jembatan itu ambruk, satu unit mobil dum truk juga ikut terjun ke dalam sungai.

“Mungkin karena kelebihan beban sehingga jembatan itu ambruk,” kata A Gani, saat ditemui di lokasi, Rabu (2/1/2013).

Sementara jembatan yang memprihatinkan, katanya, sudah pernah ambruk sekitar empat bulan lalu. Namun tak lama kemudian, warga membangun kembali jembatan itu dengan menggunakan kayu.

“Kami tidak terisolir. Kami bisa pergi ke keude kecamatan dengan menggunakan jembatan kayu itu,” ungkapnya.

Camat Tiro, Marzuki Hasan, mengungkapkan bahwa di dua desa yang sempat dikabarkan terisolir akibat jembatan ambruk itu dihuni sekitar 400 jiwa. Untuk akses menuju ibu kota kecamatan, menggunakan jembatan kayu yang hanya bisa dilalui kendaraan roda dua.

“Akibat jembatan putus itu, warga dua kampung itu hanya bisa menggunakan kendaraan roda dua. Kalau ada orang sakit tidak bisa kita bawa ke rumah sakit karena tidak bisa masuk mobil,” kata Marzuki saat ditemui di kantor camat Tiro.[]

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU