PEKALONGAN – ACEHKITA.COM – Presiden Joko Widodo alias Jokowi menegaskan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memerlukan persatuan dan kesatuan karena ada serangan tak dirasakan melalui media sosial.
“NKRI adalah harga mati,” tegasnya saat menyampaikan sambutan pada Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Gedung Kanzus Sholawat, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Minggu siang (8/1/2017).
Dia mencontohkan Nabi Muhammad SAW pernah membuat kontrak politik dengan semua unsur dan komponen masyarakat melalui piagam Madinah, untuk mempersatukan dan kesatuan.
“Dengan Piagam Madinah ini jelas sekali bahwa ajaran Islam, umat Islam menghargai kemajemukan suku, kemajemukan golongan, beraneka macamnya agama,” katanya seperti dikutip dari laman Sekretariat Kabinet.
Anugerah ini, tambahnya, perlu dijaga karena Indonesia memiliki 34 provinsi, serta 500 kabupaten dan kota dari Sabang sampai Merauke. Indonesia juga mempunyai lebih dari 700 suku dan 1.100 bahasa lokal.
Jokowi berpesan agar persatuan dan kesatuan terus dijalin antar-suku, antar-golongan, antar-komponen masyarakat, dan antar-agama.
“Kalau kita sibuk usrek sendiri-sendiri, ribut sendiri-sendiri tidak mempersatukan kekuatan kita, tidak mempersatukan potensi kita. Jadi kita akan menjadi bangsa yang kalah, bukan bangsa pemenang,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Jokowi memberikan apresiasi pada Habib Muhammad Luthfi Bin Yahya karena mengawali acara tidak hanya dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya tetapi juga dengan pengucapan Pancasila.
“Saya baru tahu juga hanya di sini,” katanya.
Jokowi menyatakan bahwa saat ini ada serangan tidak dirasakan, yaitu media sosial. Informasi dari manapun bisa diterima siapa saja tanpa ada yang menyaring.
“Dunia sekarang sangat terbuka sekali bahwa informasi tidak disaring, di-screening, nanti bisa banyak yang keliru, yang akhirnya bisa memecah-belah persatuan kita. Inilah yang harus kita jaga,” ujarnya.
Terkait persatuan dan kesatuan, Luthfi mengingatkan masyarakat supaya mendukung terciptanya pemerintahan yang maju dan makmur.
“Jangan pecahkan NKRI,” ujarnya.