Friday, March 29, 2024
spot_img

Kanji Rumbi, Makanan Berbuka Khas Aceh

JARUM jam baru saja menunjukkan pukul dua siang saat seorang lelaki tua mengendarai scooter tiba di belakang Masjid Al-Furqan Beurawe, Banda Aceh. Setelah memarkirkan sepeda motornya, lelaki itu berjalan ke sebuah dapur yang telah disiapkan. Di sana, seorang pemuda telah menunggu.

Agus Setyadi/ACEHKITA.COM
Agus Setyadi/ACEHKITA.COM
Lelaki tua itu adalah Teungku Hasan. Lelaki berusia 68 tahun itu adalah koki memasak kanji rumbi di masjid itu. Siang itu, sebuah belanga besar dengan kedalaman sektiar satu meter dan kayu bakar telah disiapkan di belakang masjid. Riuh kecil terdengar di dapur itu. Dibantu seorang temannya, ia menyiapkan aneka bumbu untuk memasak kanji rumbi.

Kanji rumbi adalah bubur khas Aceh untuk sajian berbuka puasa. Kanji rumbi ini jarang dijumpai di luar bulan Ramadan. Saat ini, memasak kanji rumbi sudah menjadi tradisi turun-temurun bagi warga Beurawe sejak zaman dahulu.

“Ini sudah jadi tradisi turun temurun. Kanji rumbi ini pertama masuk ke Aceh dari India tapi saya tidak ingat tahun berapa,” kata Teungku Hasan kepada acehkita.com saat ditemui di Masjid Al-Furqan Beurawe, akhir Juli 2013 lalu.

Tgk Hasan merupakan satu-satunya koki andalan di masjid ini yang piawai meracik bumbu memasak kanji rumbi. Saban kali memasak kanji rumbi, ia tak segan-segan mengajak pemuda kampung untuk menemaninya. Hal itu ia lakukan agar kelak nanti ada pemuda yang dapat menggantinya memasak kanji rumbi, jika ia dipanggil Sang Mahakuasa.

“Sekarang hanya saya yang memasak kanji rumbi. Belum ada orang yang bisa mengganti saya,” ungkapnya.

Untuk memasak kanji rumbi ini, Teungku Hasan terlebih dahulu memasukkan beras bermutu baik yang telah disiapkan sebelumnya ke dalam belanga. Beras itu dimasak hingga menjadi bubur. Setelah itu, beragam sayuran dimasukkan secara bersamaan dengan rempah-rempah yang sudah digiling sebagai bumbu utama.

“Bahannya ada kentang, wortel, jahe, bawang, daun sop, daging atau udang dan lainnya,” jelas Teungku Hasan.

Menurut Teungku Hasan, kanji rumbi ini kadang ditambahkan udang atau daging saat dimasak. Hal itu untuk menambah kenikmatan rasa bubur khas Aceh ini. Namun, siang itu, Teungku Hasan hanya mencampur udang yang telah dipotong kecil-kecil ke dalam tempat kanji rumbi ini dimasak.

Teungku Hasan bilang, kanji rumbi ini mengandung banyak khasiat yang dinilai ampuh sebagai obat masuk angin dan maag. Hal ini, kata Teungku Hasan, karena bahan yang digunakan dikenal mujarab untuk menyehatkan tubuh seperti jahe dan jahe.

“Untuk memasak ini, butuh waktu sekitar dua jam. Biasanya kami masak mulai jam 14.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB,” jelasnya.

Bubur yang telah dimasak itu, kemudian dituang ke dalam mangkuk-mangkuk kecil untuk dibagikan kepada warga yang berbuka puasa di Masjid Al-Furqan Beurawe. Kanji ini disantap sebagai menu utama berbuka puasa bagi warga di masjid ini. Untuk warga yang memilih berbuka di rumah, mereka juga bisa mengambil kanji rumbi ini begitu siap dimasak. Warga biasanya mengambil kanji ini dengan membawa wadah dari rumah.

“Ini merupakan untuk menjaga tradisi warisan Sultan,” ungkapnya.[]

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU