PULAU KAPUK | ACEHKITA.COM — Kepala Kepolisian Daerah Aceh Inspektur Jenderal Husein Hamidi berkunjung ke lokasi kapal imigran Tamil di bibir pantai Pulau Kapuk, Lhoknga, Aceh Besar, Kamis. Menurutnya, setelah perbaikan mesin kapal akan kembali digiring ke perairan.
Tiba di Pulau Kapuk, Kapolda melihat para imigran yang berada di atas geladak kapal. Ia juga mendengarkan penjelasan keberadaan pencari suaka politik itu dari pejabat Imigrasi Banda Aceh.
Kapolda Husein bilang bahwa Pemerintah Aceh membantu makanan, air bersih, bahan bakar, oli, dan memperbaiki mesin atau dinamo kapal yang rusak, sehingga mereka bisa melanjutkan pelayaran.
“Atas nama kemanusiaan, mereka juga akan kita bantu tambahan bekal saat berlayar,” ujar Kapolda.
Teknisi sudah membawa dinamo mesin kapal untuk diperbaiki. Sementara menunggu perbaikan mesin, para imigran tetap menunggu di kapal yang sudah kandas ke dalam pasir.
Sebuah bekho disediakan untuk mengeruk pasir yang menimbun kapal. Namun belum diketahui kapan pengerukan itu dilakukan.
Menurut Kapolda, setelah perbaikan mesin selesai kapal akan ditarik ke perairan, lalu 7.000 liter solar dipasok ke kapal.
Proses penarikan itu akan dilakukan menggunakan tug boat, alat berat, dan KRI Angkatan Laut dari Pangkalan Sabang.
“Kita tunggu air laut pasang agar mudah ditarik, mungkin sore ini,” ujar Kapolda.
Keterangan serupa sebelumnya juga diberikan Kepala Kantor Imigrasi Banda Aceh Herry Sudiarto.
Herry menyebutkan, setelah perbaikan mesin dan penyaluran solar, oli, dan makanan dilakukan, kapal akan diarahkan ke perairan internasional. “Intinya keluar dari wilayah Indonesia,” tegasnya.
Rencananya, kapal itu akan digiring ke perairan internasional hari ini atau besok. Sebelumnya, otoritas Aceh menyebutkan bahwa setelah berada di perairan internasional, para imigran disarankan kembali ke negara asal.
Hingga sore ini, para imigran masih berada di atas kapal berbendera India. Artinya, mereka belum bisa turun ke darat. “Tidak ada rencana (dibawa ke darat). Tetap di atas kapal,” kata Herry saat ditanya soal kemungkinan pengungsi itu diizinkan turun ke darat. “Sama saja ditampung di darat dengan di kapal. Lebih enak di kapal, mereka sudah bisa beradaptasi.” []
GHAISAN