Zul/ACEHKITA.COM

JAKARTA | ACEHKITA.COM – Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI AD, Brigadir Jenderal (Brigjen) Wuryanto, menduga bahwa penembakan dua anggota intel Kodim 0103 Aceh Utara adalah hasil perbuatan kelompok teroris.

“Kalau Gerakan Aceh Merdeka (GAM) sepertinya tidak karena ada kesepakatan di Helsinki. Kemungkinan karena kelompok-kelompok teror,” ujar Wuryanto, Selasa, (24/3/2015) seperti dilansir Tempo.co.

Sebagaimana diketahui bahwa Pemerintah Indonesia dan GAM menandatangani perjanjian perdamaian atau Memorandum of Understanding (MOU) di Helsinki, ibukota Finlandia, untuk mengakhiri konflik bersenjata selama hampir 30 tahun di Aceh.

Seperti telah diberitakan sebelumnya, dua anggota intel Kodim Aceh Utara, Sertu Indra dan Serda Hendri, ditemukan tewas dengan luka tembak di kawasan waduk Desa Alue Papeun, Kecamatan Nisam Antara, sekitar pukul 8:30 Wib Selasa.

Kedua anggota TNI itu hilang sejak Senin sore pukul 16.00. Mereka diduga diculik kelompok bersenjata yang belum teridentifikasi. Ketika ditemukan, kedua jenazah korban dalam kondisi penuh luka tembak di bagian tubuh dan tergeletak berdekatan satu sama lain. Tangan seorang korban terikat ke belakang.

Wuryanto melanjutkan, pihaknya belum bisa menentukan siapa kelompok teror itu, apakah ISIS atau bukan, yang diduga menembak kedua anggota TNI itu. Dia berkata, TNI bersama kepolisian setempat masih melakukan penyelidikan.

“Latar belakang dan motivasi masih dalam pencarian. Apakah akibat dendam pada TNI, kami belum berani berspekulasi,” ujar Wuryanto.

Sementara itu, Komandan Resor Militer (Damrem) 011/Lilawangsa, Kolonel Infanteri Achmad Daniel Chardin, menduga terdapat tiga kelompok bersenjata yang beraksi di kawasan Nisam Antara. Kelompok itu diperkirakan masing-masing berjumlah 10-15 orang.

Menurut dia, masing-masing kelompok dipimpin Bahar, Dahlan dan Din Minimi. TNI belum memastikan kelompok mana yang menembak dua Intel Korem Aceh Utara hingga tewas.

“Tidak bisa menjastis (menuduh) kelompok mana yang menembak, akan kami telusuri dengan pihak kepolisian, mudah-mudahan segera ditemukan,” katanya kepada wartawan seperti disiarkan Viva.co.id.

Daniel mengatakan, ketiga kelompok itu termasuk yang paling dicari Kepolisian Aceh Utara. Mereka sering melakukan aksi kriminal dengan menggunakan senjata. Mereka diperkirakan masih ada di sekitar hutan Kecamatan Nisam Antara.

Din Minimi seperti diberitakan Metro TV, Selasa siang, membantah kelompoknya terlibat dalam penculikan dan pembunuhan kedua anggota intel Kodim Aceh Utara itu. Dia mengaku “tidak ada urusan” dengan kasus tersebut.[]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.