BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Kejaksaan Negeri Banda Aceh menyita mobil pemadam kebakaran yang dibeli Pemerintah Aceh seharga Rp17 miliar, Senin (7/3/2016) sore. Penyitaan mobil pemadam yang telah dihibahkan kepada Pemerintah Kota Banda Aceh ini dilakukan karena pengadaan armada itu terindikasi korupsi.
Tim penyidik Kejaksaan Negeri Banda Aceh menyegel mobil itu di markas Pemadam Kebakaran di kawasan Jalan Sukarno-Hatta Lamteumen, Senin sore. Para penyidik memasang garis merah dan putih bertuliskan Kejaksaan RI di sekeliling mobil itu.
Pemerintah Aceh, melalui Badan Penanggulangan Bencana Aceh, membeli mobil pemadam bertingkat ini seharga Rp17 miliar dari pabrikan Volvo Swedia menggunakan pagu APBA 2014.
Spesifikasi armada ini diklaim canggih karena memiliki mesin 370 HP, 6X4R, 11.000 cc, dan dilengkapi sistem komputerisasi canggih. Mobil ini juga dilengkapi tangga yang dapat menjangkau lokasi kebakaran lebih tinggi.
Secara teknis, mobil ini juga diklaim memiliki kapasitas pompa maksimal 5.000 liter air per menit dan berkekuatan semprot sampai 30 bar. Dilengkapi pula dengan tanki air berkapasitas 1.500 liter dan tanki busa 500 liter.
Sayangnya, pengadaan mobil pemadam ini sarat dengan unsur tindak pidana korupsi. Kejaksaan Negeri Banda Aceh menemukan unsur penggelembungan harga sehingga negara berpotensi mengalami kerugian.
“Mobil pemadam kebakaran ini kita sita karena dugaan mark up atau pembelian harga tidak tepat,” kata Kepala Kejaksaan Negeri Banda Aceh Husni Thamrin.
Kejaksaan telah menetapkan 10 orang tersangka dalam kasus ini. “Tersangka nanti kita umumkan. Mereka belum ditahan,” lanjut Husni.
Meski mencium adanya penggelembungan harga, namun Kejaksaan belum mau merilis nominalnya. Alasannya, tim Komisi Pemerantasan Korupsi (KPK) masih mengaudit. “Kerugian belum bisa kita taksirkan karena masih diperiksa KPK,” tambah Husni. []
GHAISAN
