BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Muslim tak bisa memendam rasa kecewanya terhadap Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Banda Aceh. Pasalnya, istri dan anaknya meninggal akibat tidak mendapat pelayanan medis selama 11 jam di rumah sakit itu. Pihak keluarga meminta agar Rumah Sakit Ibu dan Anak bertanggungjawab terhadap kematian istri dan anaknya.
Muslim membawa istrinya, Suryani, yang hendak melahirkan anak ketiga mereka ke Rumah Sakit Ibu dan Anak Senin. Namun di rumah sakit pelat merah itu, Suryani tak kunjung ditangani dokter spesialis kandungan.
Pihak keluarga meminta agar Suryani dirujuk ke rumah sakit lain, namun kata Muslim, tidak ditanggapi. Baru belakangan, Suryani dirujuk ke Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin. Di sana, dokter memberikan penanganan darurat dan mengoperasi Suryani. Diduga, akibat lama tidak tertangani, bayi ketiga Suryani sudah tidak bernyawa sejak di dalam kandungan. Tak berapa lama setelah operasi selesai, Suryani menyusul sang bayi.
Kini Muslim harus mengurus dua anak mereka seorang diri setelah sang istri berpulang. Padahal, kedua anak Muslim masih membutuhkan kasih sayang seorang ibu.
Muslim meminta agar pihak Rumah Sakit Ibu dan Anak bertanggungjawab terhadap kematian istri dan bayinya.
“Yang kami minta pertanggung jawaban, karena ini menyangkut nyawa istri dan anak saya,” ujar Muslim seperti dilansir acehvideo.tv.
Muslim mengaku sudah melaporkan dugaan kasus malapraktik ini ke Kepolisian Resort Kota Banda Aceh. “Jenazah istri saya sudah divisum juga,” lanjutnya.
Suryani dan bayinya dimakamkan satu liang di Desa Lambatee, Kecamatan Darul Kamal, Aceh Besar. Isak tangis dan keharuan menyelimuti keluarga dan warga Desa Lambatee. []
