Pesawat tempur F-16 dipamerkan di Lanud Iskandar Muda, Aceh, Ahad (22/3/2015). | FOTO: Ghaisan/ACEHKITA.COM

10 APRIL 2014 menjadi salah satu hari paling berkesan bagi Letnan Satu (Pnb) Eri Nasrul Mahlidar. Saat itu, Eri ditugaskan untuk menurunkan paksa sebuah pesawat asing yang melanggar teritori Indonesia.

Dari Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Riau, Lettu Eri menerbangkan pesawat tempur jenis F-16 ke kawasan Meulaboh, Aceh Barat. Di sana, sebuah pesawat asing terdeteksi radar memasuki wilayah udara Indonesia tanpa izin.

Misi Eri, memaksa pesawat yang dipiloti Heiz Peir, warga negara Swiss, turun. Bersama rekannya, Eri mengawal Peir mengarahkan pesawatnya ke Pangkalan Udara Soewondo, Polonia, Medan, Sumatera Utara.

Pesawat yang dipiloti Heiz Peir terbang dari Bandara Internasional Naike, Kolombo, Srilanka. Sejatinya, ia hendak menuju Bandara Sultan Abdul Aziz Shah di Subang Jaya, Selangor, Malaysia. Namun, entah bagaimana, Heiz memasuki wilayah udara Indonesia secara ilegal.

Eri menyebutkan, ia mendapatkan perintah dari Pangkalan untuk menurunpaksakan pesawat Heiz Peir untuk dimintai keterangan mengenai clearance (izin terbang) memasuki wilayah udara Indonesia.

Dan, tugas Eri berhasil. Heiz Peir kooperatif dan mendarat di Medan. Bagi Eri, merampungkan sebuah tugas menjadi pengalaman paling berkesan.

Lettu Eri merupakan pilot pesawat tempur F-16 kelahiran Lam Ateuk, Aceh Besar. Menamatkan sekolah penerbang pada 2009, Lettu Eri bergabung sebagai penerbang F-16, pesawat tempur yang menjadi kebanggaan Indonesia. Markasnya di Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, Riau.

Lettu (Pnb) Eri Nasrul Mahlidar. | FOTO: Ghaisan/ACEHKITA.COM
Lettu (Pnb) Eri Nasrul Mahlidar. | FOTO: Ghaisan/ACEHKITA.COM

Selama dua pekan ini, Lettu Eri “pulang kampung”. Pasalnya, bersama sejumlah pilot lainnya, ia mendapatkan tugas untuk menggelar operasi pertahanan udara di Aceh. Bagi Eri, tugas ini sama saja dengan menjenguk keluarga dan sanak saudara di Lam Ateuk, sebuah desa di dekat Bandar Udara Internasional dan Pangkalan Udara Sultan Iskandar Muda.

Dalam dua pekan ini, empat unit F-16 akan wara-wiri di wilayah udara Aceh dan kawasan Selat Malaka untuk melaksanakan operasi pertahanan dengan sandi “Tangkis Sergap”.

Eri bangga menjadi penerbang pesawat tempur. Apalagi tugasnya adalah menjaga pertahanan dan kedaulatan udara Indonesia. Ini merupakan pekerjaan yang penuh tantangan. Apalagi, Eri harus selalu standby, meski di kala libur.

“Kapan saja harus siap untuk terbang apabila kondisi darurat,” ujar Lettu Eri saat ditemui di Pangkalan Udara Sultan Iskandar Muda, Ahad (22/3/2015) sore.

Eri ditemui di sela-sela kesibukannya melayani puluhan warga yang mendatangi Lanud Iskandar Muda untuk melihat empat pesawat F-16 dipamerkan di sana. Banyak warga yang meminta berfoto mandiri (selfie) bersama Eri. Saat itu, Lettu Eri berseragam perbang lengkap.

Lantas, apa pengalaman berkesan lain selama menerbangkan F-16? Pria berusia 29 tahun tersebut pernah mengikuti latihan bersama dengan penerbang dari Amerika Serikat, Singapura, Australia, dan Thailand. Ini merupakan ajang latihan bersama yang dilaksanakan saban tahun.

Eri bangga bisa ikut sesi latihan bersama pilot negara asing. “Kita bisa saling bertukar ilmu,” kenang Eri, “ini mungkin pengalaman paling berkesan bagi saya.” []

GHAISAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.