Tuesday, March 19, 2024
spot_img

Kenduri Laot Menjadi Daya Tarik Turis di Sabang

SABANG | ACEHKITA.COM – Kenduri Laot Festival 2018 yang digelar Pemerintah Kota (Pemko) Sabang menjadi daya tarik wisatawan mancanegara. Puluhan turis menikmati sajian kenduri laot di Pelabuhan CT 3 Gampong Kuta Timur, Kecamatan Suka karya, Sabang, Sabtu (28/4/2018).

Para turis dari Canada, Amerika Serikat, New Zailand, Australia dan Jerman terpukau melihat sejumlah atraksi dan tari seni tradisional yang disuguhkan pada pembukaan Kenduri Laot Festival. Mereka juga mengabadikan momen langka tersebut.

Saat penampilan tari Tarik Pukat dimulai, sejumlah turis, warga dan wisatawan lokal langsung berkerumun mendekat ke depan panggung. Tari Tarik Pukat menceritakan tentang laki-laki melaut untuk mencari ikan. Sedangkan istrinya di rumah mendoakan agar suaminya, saudaranya selamat saat sedang mencari ikan di laut.

Saat pembawa acara menyampaikan akan ada tepung tawari kapal pukat mencari ikan oleh sejumlah tokoh adat, pengunjung dan turis di tribun depan panggung langsung menuju ke lokasi kapal melihat proses adat tepung tawari (Peusijuk).

Lalu dua kapal pukat, dibantu beberapa boat kecil langsung memperlihatkan atraksi melemparkan jaring pukat ke laut. Seorang syeh terus menyampakkan syair-syair penyemangat yang berada dalam kapal tersebut.

Rangkaian acara ini merupakan bagian dari Kenduri Laot Festival 2018. Selain atraksi tarik pukat dan tari tradisional yang bernuansa lau, ada juga rangkaian kegiatan lainnya yaitu pameran berbagai produk dan karya seni di Pelabuhan CT 3, Sabang.

Wali Kota Sabang, Nazaruddin mengatakan, perkembangan zaman yang semakin modern dan canggih hingga membuat pudar adat dan budaya lokal. Ini tentunya harus dibangkitkan kembali dan perlu melestarikan adat istiadat yang ada di Aceh, khususnya adar Kenduri Laot yang sudah turun termurun dilaksanakan.

“Akibat globalisasi telah berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk budaya, terutama adat Kenduri Laot,” katanya seperti dikutip dalam rilis yang diterima acehkita.com.

Pemko Sabang, lanjutnya, mengusulkan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan Kenduri Laot Festival 2018 untuk melestarikan tradisi adat dan kebiasaan kenduri laot yang selalu digelar nelayan di Aceh.

“Ini kita buat serentak menjadi pertama kali dan akan terus kita laksanakan setiap tahunnya,” jelasnya.

Nazaruddin mengajak seluruh masyarakat Sabang dan Aceh untuk terus melestarikan adat dan kebiasaan yang menyangkut dengan laut. Kegiatan ini juga bertujuan untuk memperkokoh kesatuan dan memperkuat harmonisasi sesama nelayan di Sabang.

“Ini juga sebagai wadah mensosialisasi kearifan lokal tentang laut,” imbuhnya.

Sementara itu Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf yang diwakili Staf Ahli Bidang Keistimewaan dan Hubungan Antar Lembaga, Abdul Karim mengatakan, pada masa Orde Baru tradisi Kenduri Laot dan lembaga Panglima Laot “tidak mendapatkan tempat.”

Akan tetapi, sejak lahirnya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh, eksistensi lembaga Panglima Laot kembali mendapatkan tempat dan sudah diakui negara. Sehingga harus terus dikembangkan dan didukung agar lembaga ini bisa menjadi lebih baik masa yang akan datang.

Karim mengungkapkan, keberadaan Panglima Laot menjadi penting dalam tatanan kehidupan sosial nelayan di Aceh.

“Panglima Laot itu menjadi mediator bila ada sengketa, menjadi penghubung antara nelayan dengan pemerintah dan juga bisa menjadi lembaga yang menjaga ekosistem laut, dan yang terpenting Panglima Laot itu menjadi pemersatu,” katanya.

Filosofi yang terpenting Kenduri Laot itu, sebutnya, rasa syukur nelayan atas yang telah didapatkan dari laut. Laut menjadi sumber rezeki bagi nelayan yang tinggal di pesisir, khususnya masyarakat Sabang.

Bila ditinjau dari pariwisata, lanjutnya, ini juga bisa menjadi daya tarik wisatawan mancanegara datang ke Sabang. Mereka selama ini tidak pernah melihat kebiasaan nelayan di Aceh saat sebelum dan sesudah melaut.

“Dengan adanya acara Kenduri Laot ini akan bisa mendatangkan banyak wisatawan mancanegara ke Sabang nantinya,” tuturnya.[]

RILIS

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU