Friday, April 19, 2024
spot_img

Ketua PSSI Aceh ke Paraguay

PARAGUAY – Ketua PSSI Aceh H Zainuddin Hamid (Let Bugeh) dan Kadispora T Rayuwan Sukma, S.Sos sudah pun berada di Paraguay, mereka sempat berbuka puasa bersama Atlit sepak bola Aceh Usia 16tahun di sana.

Foto: Dok WAA
Foto: Dok WAA
Mereka tiba di Paraguay pada hari kamis 03 sebtember 2009 pukul 00-waktu Paraguay . Kedatangan mereka adalah untuk mengevaluasi keberadaan Tim sepak bola Aceh yang ada di negeri America selatan tersebut.

Pada malam itu H Zainuddin Hamid (Let Bugeh) dan T Rayuwan Sukma langsung saja membuat pertemuan sejenak dengan anak-anak sekedar melepaskan rindu, karena atlit pun masih letih, baru habis melaksanakan latihan, mandi, langsung di jemput beliau di Airo Porto.

Ketua PSSI dan Dispora yang berangkat dari Jakarta ke Parguay, mencapai jarak 30 jam perjalanan dengan menumpang pesawat MAS hingga ke buenas Aires, sebelum menumpang pesawat TAM menuju ke Paraguay selama 2,5 jam.

Baru hari jumat pukul 11 AM, kedua beliau bertemu reunion dengan ke empat guru pendamping selama hampir 3 jam, sebelum keduanya beristirhat setelah tiba dari Aceh. Ada pun tujuan pertemuan itu di lakukan adalah untuk mencari atau mendengarkan langsung apa permasalahan yang selama ini terjadi sebelum membuat pertemuan dengan anak-anak.

Buka Puasa Bersama Atlit Aceh

Acara berbuka bersama atlit diadakan di Comite Olimpico yang juga merupakan Hotel anak-anak aceh di tempatkan selama ini. Setelah berbuka langsung di langusngkan dengan shalat maggrib bersama anak-anak dan guru pendamping yang di imami oleh manager Tim yaitu Samsuar Husen, S.P.

Setelah shalat dan doa selesai, Let Buegeh ( H Zainuddin Hamid ) secara spontan langsung berdiri di depan untuk mengucapkan kata-kata terima kasih kepada empat orang guru pendamping dan anak-anak, beliau mengatakan dalam situasi yang begini mereka masih bisa melakukan ibadah bersama walaupun mereka hidup di negara yang umumnya beragama ktisten sambil beliau menangis sangkin terharunya melihat ke 34 orang Aceh yang ada di Paraguay, masih bisa mengumandangkan Azan walau di tempat yang sangat-sangat sederhana di satu ruangan kecil dan pas-pasan, hanya muat 34 orang.

Hari sabtu, 05 sebtember 2009 pukul 14.30 waktu setempat Let bugeh dan Rayuan sukma baru duduk mengadakan rapat dengan anak-anak, guru pendamping, pelatih, serta agen selaku penanggung jawab terhadap keberadaan atlit di Paraguay.

Dalam rapat ini di buka langsung oleh KADISPORA sendiri yaitu T Rayuwan Sukma, S.Sos yang di dampingi oleh Pak Let Buegeh ( H Zainuddin Hamid ). Dalam pertemuan itu beliau mengatakan agar anak-anak Aceh tidak cengeng dalam menghadapi permasalahan dan cobaan, namun beliau juga berjanji kalau sudah selesai berguru ilmu sepak bolanya di America selatan nanti, mereka akan di tarik atau di pekerjakan di kantos Dispora semua, tetapi harus bisa di imbangi dengan ilmu-ilmu umum lainnya yang sekarang mereka dapatkan di sekolah hampir 2 jam.

Setelah Kadispora T Rayuwan berbicara, kemudian baru di beri kesempatan kepada anak-anak untuk berbicara melampiaskan sedih, senang dan keluh kesah, 24 orang anak berbicara yang di dahului oleh Faumi Syahreza Cs yang intinya pada permasalahan yang mereka alami selama setahun di Paraguay, bahkan Malem Budiman anak yang terakhir berbicara sempat memohon pada Kadispora untuk menggantikan agen yang lebih bonafit, namun semua pertanyaan dan saran dari anak-anak tidak satu orangpun yang bantah dan semua aspirasi anak di terima baik oleh Pak T Rayuwan Sukma, S.Sos maupun Pak Let Buegeh yang sempat keluar air mata yang kedua kalinya waktu mendengarkan aspirasi anak-anak di hadapannya hampir 3,5 jam.

Kemudian acara di lanjutkan duduk dengan 4 guru pendamping, agen, dan pelatih untuk membicarakan tugas masing-masing. Dalam hal tersebut ke 4 guru pendamping di tegaskan oleh Kadispora Aceh T Rayuwan mereka adalah perpanjangan tangan dari beliau, pemerintah Aceh untuk mengawasi semua kegiatan yang di terapkan untuk anak-anak Aceh di Paraguay.

Yang palig penting kalau ada masalah cari dulu solusi katanya, beliau juga mengharapkan antara Guru pendamping, pelatih, dan agen selaku penanggung jawab harus bisa bekerja sama, yang seterusnya menitipkan semua atlit kepada mereka sebelum kedua beliau berangkat pulang ke Aceh yang di jadwalkan pada hari ini minggu, 06 sebtember 2009 pukul 15 waktu setempat dgn menumpang pesawat TAM dari paraguay ke Argentina, dari situ menumpang pesawat MAS menuju Kepton, Jhohanes Bueck, dan Kuala Lumpur terus Indonesia, demikian laporan Nasruddin Ali, S.Pd dari paraguay. []

Tarmizi Age, Aktivis WAA berdomisili di Denmark.

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU