Friday, March 29, 2024
spot_img

Kisah Daud Mengepul Dapur Pengungsi

MEUNASAH RAYA | ACEHKITA.COM – M. Daud, 56 tahun, sibuk menyusun kayu bakar di tungku. Di sampingnya dua panci telah disiapkan, untuk memasak nasi dan kuah.

Setelah kayu tersusun rapi, Daud segera membakarnya dengan korek api. Ia sepertinya harus kuat bersabar. Beberapa menit berlalu, umbul api belum juga terlihat.

Secercah harapan muncul. Asap kecil keluar di antara himpitan susunan kayu kecil-kecil. Lambat laun asap mengepul. Daud sesekali menyeka kedua mata dengan jemari tangannya yang keriput.

Bersama empat warga lainnya, Daud bertugas sebagai tukang masak di dapur umum posko pengungsian Desa Meunasah Raya Kecamatan Meurah Dua, Pidie Jaya, Aceh.

Mereka bertugas menyiapkan makanan untuk 250 warga yang terpaksa harus mengungsi di halaman masjid Desa Meunasah Raya akibat gempa berkekuatan 6,5 Skala Richter mengguncang Aceh, Rabu dinihari pekan lalu.

Dalam sehari, Daud akan bermain dalam kepulan asap dapur sebanyak tiga kali. Sesuai jadwal makan tiga kali sehari.

Saat acehkita.com menyambangi dapur umum yang dikelola Daud, Rabu kemarin, ia tengah menyiapkan makan malam bersama empat warga lain yang membantunya.

“Sehari 30 liter beras habis sekali masak. Semua warga masih mengungsi di sini. Mereka tidak pulang ke rumah, dikarenakan trauma yang mendalam,” kata Daud.

Dia akan bertugas di dapur umum hingga batas waktu tak ditentukan.

“Belum tau sampai kapan. Kami lihat pengungsi juga, jika pengungsi belum kembali ke rumah masing-masing, kami terus menyiapkan makanan untuk mereka,” lanjutnya.

Persediaan bahan makanan, kata Daud, cukup hingga seminggu ke depan. Pasokan logistik terus mengalir hampir setiap hari ke posko pengungsian.

Di Meunasah Raya, dua warga meninggal dunia tertimbun reruntuhan rumah setelah dihentak gempa yang terjadi menjelang shalat Subuh. Total hingga kemarin, jumlah korban tewas telah mencapai 103 orang.

Daud kembali menyeka matanya. Ia kelihatan perih setelah bergulat dengan kepulan asap kayu bakar. Api terlihat muncul di balik gumpalan asap. Perlahan api membesar.

Dua temannya tengah mencuci beras. Dua karung kecil beras disiapkan. Satu teman lagi menyiapkan bahan untuk masak kuah.

Setiap hari, lauk pauk dapur umum berbeda. Namun kemarin, Daud menyiapkan lauk berupa kuah ‘boh panah’, nangka muda yang dimasak dengan berbagai bumbu.

Api semakin membesar. Dua panci tadi mulai diangkat, diletakkan di atas tungku. Satu persatu panci diisi air. Lantas isi dari dua karung kecil dimasukkan.

Daud adalah seorang dari ratusan pengepul dapur umum pengungsian. Hingga kemarin, jumlah pengungsi sebanyak 85.161 orang, yang tersebar di tiga kabupaten yaitu Pidie, Pidie Jaya dari Bireuen.

Jumlah pengungsi terbanyak terdapat di Pidie Jaya yaitu 82.122 orang disusul Bireuen 1.324 jiwa dan Pidie sebanyak 1.295 orang.

Meski dirinya korban gempa, tak membuat Daud manja dengan kedatangan relawan luar yang turut membantu.

“Apa yang bisa saya bantu, saya bantu. Apalagi ini untuk warga desa sendiri,” ujarnya.

Api menyala. Di atas tungku dua panci berisi air dan beras siap dijadikan nasi.

Daud duduk di atas batu besar. Tangan kanannya mengeluarkan sebatang rokok dari kantong celana.

Sambil menanti nasi masak, Daud menyulut rokok di bibirnya. Asap mengepul dari mulutnya, seolah saling berlomba dengan kepulan asap dari dapur umum yang ia kelola.[]

HABIL RAZALI

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU