BIREUEN | ACEHKITA.COM – Sebanyak 30 pasangan korban konflik dan warga kurang mampu menjalani sidang isbat nikah di Kecamatan Makmur, Bireuen, pada Rabu (31/10/2018). Sidang pengesahan pernikahan ini dilakukan agar mereka yang telah menikah tapi hilang buku nikah, rusak, atau belum ada sama sekali bisa memperoleh buku kutipan akta nikah dan akta kelahiran.
Sidang isbat nikah digelar setiap tahun oleh Dinas Syariat Islam Kabupaten Bireuen, melibatkan Mahkamah Syariah, Kantor Kementerian Agama, dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Bireuen.
Kepala Dinas Syariat Islam Bireuen, Jufliwan mengatakan, isbat nikah dilakukan untuk membantu masyarakat korban konflik dan warga miskin agar mendapatkan dokumen pernikahan dan akte kelahiran yang selama ini belum didapatkan.
“Pemkab Bireuen telah melaksanakan isbat nikah terpadu sejak 2016 dan 2017 dengan jumlah peserta 700 pasangan lebih, dan bertambah lagi pada hari ini,” kata Jufliwan.
Dengan dikeluarkannya buku nikah dan akta kelahiran, Jufliwan menyebut hal itu akan memudahkan bagi pasangan dan keluarganya dalam membuat suatu urusan yang menyangkut keadministrasian negara.
“Kami berharap dengan pelaksanaan itsbat nikah ini, masyarakat Bireuen tidak ada lagi yang tidak memiliki akte nikah dan akte kelahiran pada tahun 2018 ini,” kata dia.
Jika ada pasangan yang menikah di bawah tahun 2005 tetapi belum melakukan isbat nikah, Jufliwan menyebut masih ada peluang pada tahun depan. Selain yang 30 pasangan itu, kata dia, tahun ini Bireuen mendapat jatah dari Provinsi Aceh melalui Dinas Syariat Islam Provinsi sebanyak 50 pasangan lagi untuk diisbatkan pada 6 November 2018.
Kepala Kantor Kementerian Agama Bireuen Zulkifli Idris kepada acehkita.com mengatakan, pihaknya menyambut baik pelaksanaan isbat nikah terpadu ini sebagai bentuk kepedulian Pemkab Bireuen terhadap warga korban konflik dan miskin. Selama ini hak-hak perkawinan mereka belum diakui negara, tetapi setelah isbat nikah telah terpenuhi. []
