Anak dari Khairul Fajri duduk di depan peti jenazah sang ayah yang menjadi korban kapal tenggelam di Malaysia sesaat tiba di Bandara Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Kamis (10/9/2015). | FOTO: Windy/ACEHKITA.COM

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Kedutaan Besar Republik Indonesia telah memulangkan 16 dari 22 jenazah warga Aceh yang meninggal dalam kapal tenggelam di perairan Sabak Bergam, Selangor, Malaysia, Kamis (3/9/2015) dinihari lalu.

Hari ini dipulangkan sembilan jenazah korban. Pada pemulangan pertama ada tujuh jenazah yang tiba di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Aceh Besar, pada Kamis (10/9/2015) sekitar pukul 14.50 WIB dengan maskapai Garuda Indonesia. Sedangkan dua jenazah lainnya tiba malam ini.

Jenazah korban kapal karam itu diterima oleh Kepala Bagian Hubungan Media Massa dan Penyiaran Biro Humas Pemerintah Aceh Saifullah Abdul Gani, yang selanjutnya diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan di kampung halaman masing-masing.

Tujuh korban yang tiba hari ini adalah Irawati asal Desa Pante Ramboeng, Kecamatan Pante Bidadari, Aceh Timur; Khairul Fajri asal Desa Cot Keumede, Kecamatan Peusangan, Bireuen; dan Zulfikar Rasyadan, Desa Tutong, Kecamatan Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan.

Lalu Abdul Malik asal Desa Ceurecok, Simpang Mamplam, Bireuen; Husaini warga Desa Reungkam, Kecamatan Pirak Timu, Aceh Utara; Suaedi M Amin berasal Desa Tutong, Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan; dan Iskandar berasal dari Desa Mane Kareung, Kecamatan Blang Mangat, Lhokseumawe.

“22 warga Aceh yang meninggal baru berhasil diidentifikasi. Dan baru 16 yang dipulangkan ke Aceh,” ujar pria yang akrab disapa SAG itu di Bandara Blang Bintang sore tadi.

Belum diketahui pasti berapa jumlah warga Aceh yang meninggal dalam musibah kapal karam pada Kamis dinihari lalu. Saat ini baru 22 yang berhasil diidentifikasi. SAG menyebutkan, tidak tertutup kemungkinan jumlah korban meninggal bertambah.

“Jumlah korban masih simpang siur. Kapal tidak mempunyai manifes. Penumpang diperkirakan antara 80 hingga 100 orang,” lanjut SAG.

Saat ini tim DVI Polri bersama Otoritas Malaysia masih terus melakukan visum post-mortem dan ante-mortem terhadap korban dan keluarga.

Haru menyelimuti keluarga korban begitu jenazah tiba di Bandara Sultan Iskandar Muda.

Rusli, orangtua Khairul Fajri, mengetahui anaknya menjadi korban kapal tenggelam dari adiknya yang tinggal di Malaysia.

“Saya tahu dari adik yang ada di sana. Pas dilihat, sudah jadi korban,” ujar Rusli.

Khairul Fajri memilih pulang menggunakan kapal kayu berukuran 12,2 meter itu karena tiada biaya. “Dia berangkat melalui jalur resmi. Cuma pulang nggak cukup uang lagi. Makanya dia naik kapal,” kata sang ayah. []

WINDY

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.