KABUL | ACEHKITA.COM – Polisi di Provinsi Kunduz, Afghanistan bagian utara, mengungkapkan, Rabu (1/2), bahwa pihaknya masih terus memburu seorang pria yang diyakini telah membunuh istrinya setelah wanita malang itu melahirkan anak mereka yang ketiga berjenis kelamin perempuan.
Storay, 30, seorang warga di daerah Khan Abad, dipukul sampai menghembus nafas terakhir sekitar seminggu lalu setelah melahirkan seorang bayi perempuan yang membuat suaminya marah karena dia sangat menginginkan seorang anak laki-laki, kata Sayed Sarwar Husaini, jurubicara polisi Kunduz.
Ditambahkan tidak terdapat bekas luka penyiksaan pada tubuh Storay. Sayed menyebutkan, pihaknya telah menangkap ibu mertua Storay karena diduga ikut terlibat dalam pemukulan sampai mati terhadap menantunya.
Suami Storay melarikan diri setelah membunuh istrinya. “Kami masih terus memburu suaminya,” kata Sayed tanpa menjelaskan nama laki-laki itu. Dia juga tidak menjelaskan bagaimana nasib si jabang bayi perempuan yang telah dilahirkan wanita malang itu.
“Storay dipukul sampai mati oleh suaminya setelah wanita itu melahirkan anak mereka yang ketiga. Dua anak pasangan suami istri ini sebelumnya berjenis kelamin perempuan. Kami dilaporkan kasus ini oleh ayah Storay,” kta Sayed.
Kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan terus berlanjut dan merupakan masalah besar di Afghanistan sejak satu decade terakhir setelah pasukan pimpinan Amerika Serikta menjatuhkan pemerintahan Taliban.
Bulan lalu, polisi menemukan seorang pengantin muda yang dikunci dalam toilet selama enam bulan di rumah suaminya di Provinsi Baghlan yang berdekatan dengan Kunduz.
“Tubuh pengantin muda itu dibakar, disiksa dan kuku jari tangannya dicabut,” kata polisi setempat.
Oxfam Inggris menyatakan tak kurang dari 87 persen perempuan Afghanista melaporkan bahwa mereka pernah mengalami penganiayaan, kekerasan seksual dan fisik hingga paksaan untuk kawin muda.
Komisi HAM Independen Afghanistan mencatat bahwa terdapat 1.026 kasus kekerasan terhadap perempuan selama kuartal kedua tahun 2011. Sementara sepanjang tahun 2010 yang jumlah mencapai 2.700 kasus.[]