blog.uad.ac.id

blog.uad.ac.id
blog.uad.ac.id

MEDAN — Gelombang pengungsian terjadi pascabentrokan antarwarga di Kabupaten Aceh Singkil. Jumlah pengungsi masih simpang siur.

Kepolisian Daerah Sumatera Utara mencatat ada sebanyak 4.409 jiwa warga Kabupaten Aceh Singkil mengungsi ke provinsi itu. Menurut Kepala Bidang Humas Polda Sumatera Utara Komisaris Besar Helfi Assegaf, ada sebanyak 3.433 warga mengungsi ke Tapanuli Tengah dan 976 orang di Kabupaten Pakpak Barat.

Gelombang pengungsian itu terjadi, sebut Helfi, karena beredar isu yang menyebutkan ada kelompok masyarakat dari Singkil yang mengejar mereka.

“Karena merasa ketakutan, mereka lari ke berbagai arah, hingga Tapanuli Tengah dan Pakpak Barat,” kata Helfi seperti dilansir Republika Online.

Para pengungsi di Tapanuli Tengah ditampung di Kecamatan Manduamas yaitu Gereja HKI, Balai Desa Saragih, Gereja HKBP Saragih, Katolik Paroki Tumba Jahe, SMP 1 Atap Saragih, dan Balai Desa Saragih.

Sedangkan di Pakpak Barat ditampung di kantor Kecamatan Sibagindar, sekolah, rumah penduduk, dan tenda-tenda.

Jumlah warga Aceh Singkil yang mengungsi pascabentrokan masih simpang siur. Ada yang menyebutkan mencapai 8.000 jiwa.

Pengungsian itu terjadi setelah kericuhan yang menyebabkan sebuah rumah peribadatan milik umat Nasrani dibakar di Desa Sukamakmur, Kecamatan Gunung Meriah. Kericuhan terjadi juga di Desa Dangguran, Kecamatan Simpang Kanan, yang menyebabkan satu warga tewas, dan sejumlah lainnya luka-luka. []

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.