BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Puluhan massa dari Persatuan Mahasiswa Peduli Pendidikan (Peureude) menggelar aksi simpatik peduli pendidikan di Banda Aceh, Sabtu (2/5). Mereka menilai pendidikan di Aceh masih diskriminasi dan menindas para pelajar.
Mahasiswa berorasi dan membagi selebaran di Simpang Geulanggang, Universitas Syiah Kuala (Unsyiah). Setengah jam berselang, giliran mahasiswa dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unsyiah melakukan hal serupa di bundaran Simpang Lima.
Khairuddin, kordinator aksi Peureude meminta Pemerintah Aceh dan Pusat serius memperhatikan pendidikan. Ia juga minta nilai standar Ujian Nasional disesuaikan dengan kondisi daerah. Standar yang ditetapkan saat ini menurutnya merugikan pelajar. “Anak-anak Aceh bukan Profesor Google,” ujarnya.
Undang-undang Badan Hukum Pendidikan (BHP), menurut Khairuddin, bukan solusi memajukan pendidikan, sebab hanya akan mengomersilkan pendidikan.
“Pendidikan bukan hanya bagi anak pejabat atau yang kaya saja tapi bagi kami masyarakat miskin juga ingin sekolah atau kuliah,” katanya.
Sementara itu, mahasiswa FKIP Unsyiah yang membagi bunga kepada pengguna jalan di Simpang Lima menilai, pendidikan di Aceh masih diskriminasi khususnya antara kota dan desa. Menurut mahasiswa, hal itu akan membawa konflik sosial dan butuh perhatian serius dari Pemerintah.[]