BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Puluhan mahasiswa Universitas Syiah Kuala berunjukrasa memprotes proyek pembangunan videotron oleh Dinas Pendidikan Aceh, Senin (18/7/2016). Pembangunan videotron itu dinilai merupakan proyek mubazir.
Dinas Pendidikan Aceh menganggarkan dana Rp8,5 miliar untuk membangun lima videotron atau papan reklame digital pada tahun anggaran 2016 ini. Rencana pembuatan videotron itu telah disepakati dalam pembahasan APBA 2016.
Videotron itu akan dibangun di Aceh Besar, Pidie Aceh Tamiang, Aceh Barat, dan Kota Subulussalam.
Proyek videotron itu dinilai mubazir. Para pengunjukrasa menilai, proyek itu tidak berkorelasi dengan peningkatan mutu pendidikan Aceh yang terpuruk dalam beberapa tahun terakhir ini. Ditambah lagi, dunia pendidikan Aceh mengalami kekurangan saran dan prasarana belajar-mengajar.
Koordinator Lapangan Raja Muda Cik menyebutkan, aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap Dinas Pendidikan agar serius dalam menangani masalah pendidikan di provinsi ini.
“Program yang diluncurkan harus lebih menyentuh pendidikan di Aceh,” pinta Raja Muda Cik.
Menurut Raja, videotron yang menelan biaya Rp8,5 miliar terkesan mubazir, karena banyak sekolah di Aceh yang belum mempunyai sarana penunjang seperti laboratorium dan perpustakaan. Begitu pula dengan nasib pendidikan di daerah terpencil.
“Kami meminta pemerintah menghentikan proyek pembuatan videotron ini,” desak Raja Muda.
Kepala Dinas Pendidikan Aceh Hasanuddin Darjo yang menemui pengunjukrasa menyebutkan bahwa videotron itu dibuat untuk edukasi masyarakat. Program ini sudah ada sejak 2015 lalu dan atas permintaan pemerintah kabupaten/kota.
“Perencanaannya sudah kita siapkan lebih matang,” kata Darjo. []
SABARUN