BANDA ACEH, ACEHKITA.COM – Aparat berwenang di Aceh Timur hingga Kamis masih terus berusaha mencari keberadaan dua imigran etnis Rohingya yang melarikan diri dari tempat penampungan di Kecamatan Idi Rayeuk, sejak akhir Mei lalu.
Wakil Bupati Aceh Timur, Nasruddin Abubakar, mengatakan via telepon selular bahwa aparat berwenang setempat telah menyebarkan informasi soal kaburnya kedua warga Muslim Rohingya ke berbagai pihak, termasuk jajaran intelijen, tetapi sejauh ini belum juga ditemukan jejak mereka.
“Bila perlu, dalam waktu dekat kita akan sebarkan foto mereka berdua. Kita juga telah meminta masyarakat apabila ada melihat kedua warga Rohingya itu untuk segera melapor ke aparat terdekat,” kata Nasruddin kepada acehkita.com.
Rahmatullah, 38 tahun, dan sepupunya, Rosi Tamot, 25 tahun, kabur dari kamp penampungan Idi Rayeuk, menjelang pelaksanaan shalat subuh, 30 Mei silam. Kepastian kaburnya mereka diketahui pada pagi hari saat dilakukan absen rutin.
Direktur Asia Selatan dan Tengah Departemen Luar Negeri (Deplu), Mohamad Asruchin, mengatakan, akhir Mei lalu, bahwa pemerintah Indonesia akan memulangkan 114 dari 391 warga Muslim Rohingya yang ditampung di Sabang dan Idi Rayeuk ke Bangladesh.
Setelah diverifikasi beberapa waktu lalu oleh tim Deplu, IOM dan UNHCR, ke-114 orang itu diketahui merupakan warga Bangladesh. Mereka, menurut Mohamad, bersedia pulang secara sukarela ke negaranya. Tetapi, hingga hari ini belum ada kepastian kapan mereka akan dipulangkan.
Sedangkan, sisanya 277 orang merupakan warga Myanmar yang tak mau pulang ke negaranya sedang ditangani UNHCR. Sebagian dari mereka sudah dinyatakan sebagai refugees (pengungsi) oleh lembaga PBB yang mengurus pengungsi itu.
Seperti diberitakan sebelumnya, 193 warga etnis Rohingya asal Myanmar dan Bangladesh terdampar di Sabang, 7 Januari lalu, dan hingga kini, ditampung di Pangkalan Angkatan Laut Sabang. Pada 3 Februari lalu, 198 warga Rohingya kembali diterdampar di perairan Idi Rayeuk, Aceh Timur. Mereka ditampung di kantor camat setempat.[]
