Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu berbicara dengan Wali Nanggroe Malik Mahmud (kiri) dan Rektor Unsyiah Prof Samsul Rizal di Gedung AAC Dayan Dawood Unsyiah, Banda Aceh, Rabu (18/3/2015). | FOTO: Pendam

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Menteri Pertahanan Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu memberikan kuliah umum bagi mahasiswa Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Rabu (18/3/2015) siang. Pada kuliah umum itu, Menhan menyebutkan bahwa narkotika dan obat-obatan terlarang merupakan ancaman terbesar bagi sistem pertahanan Indonesia.

Ryamizard berbicara di hadapan ratusan mahasiswa dan dosen Universitas Syiah Kuala tentang “Ketahanan Nasional Dalam Era Keterbukaan Ekonomi”. Mengenakan baju abu-abu motif garis-garis, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu menyebutkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar menjadi negara yang disegani di dunia, terutama di kawasan Asia Tenggara.

Menurutnya, dalam pengadaan alat untuk sistem pertahanan (alutsista) TNI, pemerintah selalu menyertakan kesepahaman soal transfer teknologi. Hal ini dilakukan dalam rangka mempersiapkan sumberdaya manusia untuk memproduksi alutsista di negeri sendiri. Kata dia, dalam beberapa tahun terakhir Indonesia sudah memproduksi alat pertahanan sendiri, seperti Pindad memproduksi senjata, amunisi dan pelbagai alat pertahanan negara lain.

Selain itu, menurut Ryamizard, Indonesia memiliki sumber daya alam yang dapat menjadi sumber kekuatan ekonomi besar jika dikelola dengan baik. Karenanya, potensi ekonomi yang besar itu harus dimanfaatkan oleh generasi muda untuk menciptakan pelbagai inovasi agar Indonesia tak lagi menjadi pasar impor negara lain.

“Dari segi penggunaan produk, masyarakat Indonesia terbilang konsumtif, sehingga berpengaruh pada devisa negara kita,” ujar Ryamizard.

Meski memiliki potensi ekonomi yang cukup besar, namun pertahanan Indonesia memiliki ancaman serius dalam beberapa tahun terakhir. Kata Ryamizard, maraknya peredaran narkoba telah merasuki generasi muda di Indonesia.

Narkoba, ujar Jenderal yang pernah memimpin tim TNI pada masa tanggap darurat tsunami Aceh, peredaran dan penyalahgunaan narkoba sudah merambah semua lini dan pengaruhnya tidak bisa ditoleransi lagi.

“Jika semuanya terpengaruh narkoba, siapa yang akan melawan ancaman terhadap negara?” sebutnya sembari menekankan pentingnya peran mahasiswa dalam memperkokoh ketahanan nasional.

Sementara itu, Rektor Universitas Syiah Kuala Prof Samsul Rizal menyebutkan, ketahanan nasional dan keterbukaan ekonomi adalah dua dimensi yang harus disinergikan. Apalagi, pada 2015 ini akan berlaku Masyarakat Ekonomi Asia Tenggara (MEA). “Secara bangsa dan negara, kita belum mempersiapkan apa pun, jika ketahanan nasional tidak kita pertimbangkan sejak awal,” kata dia. []

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.