BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Kepala Kepolisian Daerah Aceh Irjen Husein Hamidi menyebutkan bahwa motif kasus penculikan Sekretaris Unit Layanan Pengadaan Sekretariat Daerah Aceh Kamal Bahri karena faktor ekonomi.
“Kita melihat motif sementara yaitu masalah ekonomi,” kata Husein Hamidi dalam keterangan pers di Mapolda Aceh, Selasa (2/2/2016) siang.
Saat konferensi pers, polisi memperlihatkan tumpukan uang tebusan dalam nominal pecahan Rp50 ribu dan Rp100 ribu. Selain itu, ada juga barang bukti berupa senjata SS1 dan pistol FN serta amunisi. Kartu identitas pelaku yang dipamerkan terlihat menyerupai kartu anggota sebuah partai lokal di Aceh.
Motif ekonomi ini, sebut Kapolda, terlihat dari permintaan uang tebusan kepada keluarga korban senilai Rp1 miliar –sebelumnya Direskrimum Kombes Nurfallah menyebutkan hingga Rp3 miliar.
Namun setelah negosiasi, disepakati bahwa uang tebusan hanya Rp700 juta. Kapolda menyebutkan, keluarga hanya mampu menyediakan uang senilai Rp680 juta saja.
Polisi berjanji akan mendalami motif kasus penculikan pejabat Pemerintah Aceh ini. “Saat ini korban masih trauma,” ujar Kapolda.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kamal Bahri diculik di Banda Aceh pada Kamis, 28 Januari 2016 sekira pukul 19.30 WIB, saat pulang dari kantornya. Mengendarai Kijang Innova, Kamal dicegat pelaku sekitar 300 meter sebelum tiba di rumahnya.
“Pelakunya ada sekitar empat orang,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Aceh Kombes Nurfallah, Senin (1/2/2016).
Setelah penculikan, korban disekap di kawasan Nisam Antara, Aceh Utara. Sejurus kemudian, pelaku menghubungi keluarga dan meminta tebusan sebesar Rp3 miliar. Jika tidak ditebus, korban tidak akan dibebaskan. []
GHAISAN