Friday, April 19, 2024
spot_img

Nostalgia pada Sebuah Robur

ISENG pagi tadi kami mencoba Trans Kutaraja, dari depan Masjid Raya Baiturrahman ke Kampus Darussalam. Niatnya hendak mengenang sensasi berdesakan di sebuah angkutan umum, saat sebagai pelajar dan mahasiswa, dimulai sejak 19 tahun silam.

Berdesak, berhimpitan, dalam angkutan umum asal Jerman Timur, pabrikan Volkseigener Betrieb VEB Robur-Werke Zittau, atau lazim disebut Bus Robur, menjadi kenangan tersendiri bagi warga kota.

Dari ongkos 50 rupiah sampai selesai kuliah (2005), masih sering menggunakan jasa bus ini. Saingannya, labi-Labi dan Bus DAMRI. Kini, entah sejak dari kapan, dia telah hilang dari jalanan.

FOTO: @ACEHBUSLOVERS
FOTO: @ACEHBUSLOVERS

Di masa SMA, bersama genk selalu memilih Robur yang sudah berdesak, bersorak riuh ketika bertumpuk mengikuti irama rem mendadak Pak Supir. Akan jadi bahan cerita bila dapat tempat berdiri di samping kakak-kakak berseragam PDPK, dipuja-puji bila berhasil kenalan, disanjung jika dapat nomor telepon rumahnya.

Sangat jauh beda dengan Trans Kutaraja, walau gratis tak ada desak-desakan. Sepertinya kurang diminati, terutama remaja laki-laki, atau mungkin modus, tempat dan cara nakalnya yang sudah berubah? []

SUPARTA ARZ

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU