Windy Phagta/ACEHKITA.COM

PEGUNUNGAN ini mendadak heboh pada 2011 lalu. Mata publik tertuju ke kawasan ini setelah polisi tiba-tiba mengepung. Satu orang tewas, yang belakangan diklaim sebagai anggota kelompok teroris yang tengah melaksanakan latihan militer di pegunungan itu.

Pegunungan Jalin namanya. Ia terletak di Timur Kota Jantho, ibukota Kabupaten Aceh Besar. Jaraknya hanya lima kilometer saja. Jalan menuju ke sana belumlah mulus. Baru setengahnya saja diaspal. Selebihnya kerikil dan lubang menghiasi rute.

Kawasan ini memang sempat menjadi incaran para teroris untuk dijadikan basecamp. Selain karena terasing, daerah ini memang tak banyak lalu-lalang orang. Di kiri-kanan jalan hanya ditemukan hamparan semak-belukar dan perkebunan sawit.

Kesan angker tak lagi menyelimuti Jalin. Ia perlahan memudar seiring hilir mudiknya para remaja dan kelompok keluarga yang masuk ke lokasi ini untuk berlibur.

Pegunungan Jalin telah disulap menjadi salah satu destinasi wisata di Kabupaten Aceh Besar. Saban pekan turis lokal bertandang ke sini. Warga sekitar Jalin memanfaatkan peluang ini. Mereka mengatur parkir, mengambil retribusi parkir Rp5.000 per kendaraan, dan menjadi pemandu wisata. Sejumlah kios juga berdiri di Bukit Jalin.

“Bukit Jalin ini udah teekenal bang,” ujar Fauzi, warga setempat yang megelola lokasi wisata alam ini. Dia pun dengan bangga bilang “sudah ribuan foto diupload di Instagram”.

Instagram merupakan aplikasi berbagi foto di smartphone berbasis iOS dan Android.

Bagi Fauzi dan warga lainnya, Bukit Jalin membawa berkah tersendiri sejak ramainya pengunjung.

“Ini menjadi lahan rezeki baru kami. Ke depan kami akan mengelolanya lebih baik, keramahtamahan dan kenyamanan pengunjung yang kami utamakan,” tuturnya.

Para pengelola memungut biaya parkir 5.000 Rupiah. Mereka juga dengan sukarela memandu pengunjung untuk menuju lokasi puncak Jalin yang ditempuh dengan berjalan kaki mendaki bukit demi bukit.

“Kita memandu ke atas untuk keamanan pengunjung,” tambah Fauzi.

Dari puncak ini kita dapat melihat lembah-lembah yang ada di sekitar Kota Jantho. Lihat, di bawah sana ada sungai yang membelah pegunungan itu.

Deras air dan hamparan bebatuan menambah nuansa eksotis. Sungai itu siap memanjakan kita setelah lelah mendaki bukit.

Brrr, segar! Itulah kesan begitu kaki saya benamkan dalam arus deras itu. Penat di tumit, hilang seketika. Tak sabar, saya ingin berendam sembari ngaso di hamparan batu-batu sungai itu.

Bagi pengunjung yang membawa keluarga bisa memanfaatkan pinggiran sungai yang dangkal untuk berendam atau sekedar beristirahat. Satu lagi, jika membawa ban, Anda bisa berleha-leha menantang arus bak arung jeram.

Menariknya, sisi kanan kiri sungai masih dipenuhi pepohonan rindang dan beberapa kios warga yang menyediakan minuman dan makanan ringan.

Bagi Anda yang mau berfoto mandiri (selfie), Puncak Jalin menjadi salah satu spot, selain aliran Krueng Jalin. []

WINDY PHAGTA (@windyphagta)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.