Saturday, April 20, 2024
spot_img

OPINI | Membaca Sultan Iskandar Muda

PENGANTAR:

Naskah pidato ini dibacakan Ampuh Devayan pada malam Haul Sultan Iskandar Muda ke-375 di sebuah cafe di Banda Aceh, Selasa (27/12) malam. Redaksi acehkita.com merasa naskah pidato ini perlu untuk dibaca khalayak luas, sehingga atas seizin penulis, naskah ini kami publikasikan. –Redaksi.

SULTAN ISKANDAR MUDA telah menorehkan sejarah sebagai Kesultanan paling sulit ditaklukkan. Dia menjadi sumbu kekuatan Aceh karena keteguhan seorang pemimpin negara, masyarakat dan tokoh yang memegang syariat agamanya (Islam).

Hari ini, 27 Desember 2011, pengagum Iskandar Zulkarnain, … tokoh yang penuh obsesi; … tokoh reformasi yang kontroversial; … sang diktator yang kejam; … kepala negara yang tahu diri; … khalifah yang konsisten dengan penegakan hukum dan keadilan; … negarawan ulung dan masyhur; … Sultan yang membuat jera pedagang asing; … tokoh yang nasionalisme Aceh-nya begitu kental; … tokoh yang dipuja-puji, dikagumi dan idola orang Aceh itu, genap 375 tahun telah meninggalkan kita.

Dialah Raja Sulaiman, dialah Raja Zainal atau Raja Silan; dialah Tun Pangkat Darma Wangsa, dialah Abangta Raja Munawar Shah, dialah Raja Mahkota Alam, dialah Pancagah, dialah Johan Alam, ”dialah Seri Sultan Perkasa Alam yang dalam Hikayat Aceh disejajarkan dengan Nabi Sulaiman, seorang raja Iskandar juga…”

Terakhir, dialah Iskandar Muda, yang selamanya terukir dalam lembaran sejarah yang sukar dilupakan. Suatu bangsa yang tidak tahu akan sejarahnya, tidak mempunyai masa depan.

Cucu kesayangan Ala ad-Din Riayat Shah Al-Kahar [Sultan Aceh priode: 1588-1604] yang lahir dari pasangang Putri Raja Indera Bangsa atau Paduka Syah Alam dan Mansyur Syah ini, sejak kecil dimanjakan. Kakeknya memberi mainan dua ekor gajah dan dua ekor kuda yang terbuat dari emas dan selalu didendangkan kisah Iskandar Zulkarnain dalam versi lain, seperti: //Djak lôn timang puték rambôt; //Beungoh seupôt lôn peumanoë;// Beuridjang rajeuk bintang kutôb;//Ék ta leugôt dumna nanggroë”. Tidak tahu kalau kemudian, hikayat tersebut menjadi acuan yang membentuk kepribadiannya.

Cita-citanya panjang namun usianya pendek. Hanyai 43 tahun, Sultan bernama Johan Perkasa Alam yang dilahirkan pada tahun 1593. itu wafat, bertepatan 27 Desember 1636 Masehi. Untung saja pemerintah RI masa orde baru menganugrahi gelar pahlawan nasional berdasarkan SK Presiden RI No 077/TK/199.

Nama Sultan Iskandar Muda terukir dalam sejarah Aceh yang masyuhu dalam bingkai Adat Meukuta Alam seperti terungkap dalam hikayat:
Aceh meusjeuhu makmu ngon meugah/ Masa peurintah Iskandar Muda/ Rakyat lam nanggroe sidro tan susah/ Lasyeka neuh le guda ngon gajah/ Panglima tjeudah gagah peurkasa/ Kareuna adee wasee meulimpah/ Uluwa meugah geukirem lada/ Keuradjeuen neumat sangat that luwah/ Keuradjeuen luwah trooh u Meulaka/ Radja djidjundjoong eek troon dji seumah/ Adee peurintah Iskandar Muda…// (Anzib Lamnyong)

Sultan Iskandar tidak hanya mampu menyusun dan menetapkan berbagai konsep qanun (undang-undang dan peraturan) yang adil dan universal, tetapi juga telah mampu melaksanakan secara adil dan universal pula.

Sultan Iskandar Muda adalah Raja yang memperhatikan Agama dalam kepemimpinan, pada zaman beliau telah melaksanakan usaha Dakwah mengikuti cara Baginda Rosullah SAW. Sehingga membawa Aceh pada puncak kegemilangan dengan reputasi lima kerajaan Islam terbesar di dunia tahun 1607-1636, menjadi pusat peradaban kebudayaan Islam dan perniagaan yang disebut Serambi Makkah

Kejayaan Islam masa pemerintahannya, karena Sultan selalu dibimbing Syiah Kuala sebagai mufti besar di Kerajaan Aceh. Hubungan keduanya saling mengisi yang diibaratkan: Adat bak Peutu Mereuhum, syarak bak Syiah di Kuala (adat di bawah kekuasaan Sultan Iskandar Muda, kehidupan beragama di bawah keputusan Tuan Syiah Kuala).

Sebagai seorang yang masih sangat muda menduduki tahta kerajaan (usia 18-19 tahun), kesuksesan Sultan Iskandar Muda sebagai penguasa Kerajaan Aceh Darussalam telah mendapat pengakuan bukan hanya dari rakyatnya, tetapi dari musuh-musuhnya dan bangsa asing di seluruh dunia.

Doktrin politik Iskandar Muda menanamkan atau kalau boleh dikatakan sebagai suatu pemaksaan bahwa beliaulah satu-satunya tokoh pemersatu bangsa-bangsa Melayu yang ditakuti dan disegani bangsa asing, sehingga imperium Aceh merambah ke seluruh Sumatera, melebar ke Kalimantan Barat, Malaya dan Jawa Barat.

Penaklukan Dunia Melayu, memang menyisakan seribu pertanyaan tentang: dendam, darah, kebencian, cinta dan tahta.Dan kasus Meurah Pupuk –satu-satunya anak lelaki Iskandar Muda yang akan mewarisi tahta, harus divonis hukuman rajam sampai mati oleh Menteri Kehakiman (Sri Raja Panglima Wazir Mizan), akibat dendam, kekuasaan dan kronik cinta itu.

Lepas dari selaksa kisah yang menyimpan misteri itu, Iskandar Muda, di mata ahli sejarah bagaikan lukisan ekpresionisme (abstrak) yang mengkombinasikan pelbagai warna kontras di atas kanvas politik.

Di mata dan di hati orang Aceh, Iskandar Muda ”bagaikan Iskandar Zulkarnain waktu meninggalkan Rum untuk menaklukan dunia.”

Iskandar Muda menjadi imbol kemegahan dan kehormatan Raja, namun hanya kebanggan sumir. Buktinya selama 375 tahun jangankan mengikuti wasiatnya menjadikan Iskandar Muda sebagai ingatan saja nyaris punah.

Itulah sekilas tentang Iskandar Muda, riwayat seorang pemimpin yang mengisahkan dan sekaligus mengajarkan tentang keberanian bertindak sebagai pelakon, bukan menjadi penonton.

(Hambalah sang penguasa perkasa negeri-negeri di bawah angin, yang terhimpun di atas tanah Aceh dan atas tanah Sumatera dan atas seluruh wilayah-wilayah yang tunduk kepada Aceh, yang terbentang dari ufuk matahari terbit hingga matahari terbenam)”, begitu sepenggal surat Iskandar Muda untuk menjawab surat Ratu Elizabeth 1 yang dibawa utusannya, Sir James Lancester. Ini sebagai bukti Iskandar Muda untuk menunjukkan kepada dunia internasional betapa pentingnya Kerajaan Aceh sebagai kekuatan utama di dunia.

Terakhir, kita juga perlu camkan dalam seuntai nasehat sebagaimana Sultan Ali Mughayat Syah mengistiharkannya dalam “The Aceh Code” atau “Pohon Kerajaan Aceh” yang meliputi. 21 kewajiban yang harus dilakukan oleh seluruh rakyat Rakyat Aceh pada saat itu. yang intinya memprediksi akan kondisi atjeh di masa akan datang dengan mengatakan “ACEH AKAN KEMBALI MAJU PADA SUATU MASA, PADA MASA ITU JIKA LAMIT AKAN KEMBALI KEPADA LAMIET DAN YG HAK AKAN KEMBALI KEPADA MEREKA YG BERHAK MENERIMANYA”. [a]

AMPUH DEVAYAN, Wartawan dan Inisiator Komunitas Sekolah Alam Panteue

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU