Friday, April 19, 2024
spot_img

Sumpah Pejabat

MOMEN Pemilihan Legislatif 2014 sudah dekat. Sejumlah sorotan kepada calon-calon legislatif pun kian tajam. Tidak saja di media cetak dan elektronik, melainkan juga di pelbagai media sosial. Belakangan ini pula, kekinian kondisi bangsa selalu menjadi bahan pembicaraan serius, tidak saja soal relevansi A dan B yang menyangkut hidup orang banyak, bahkan lebih dalam pada tingkatan moral orang-orang yang telah mengais dan menginjak kaki di bumi pertiwi ini.

Tak tahu apa alasan pembicaraan ini begitu hangat, saya pun yakin karena tahun 2014 ini akan menjadi tahun yang terulang dalam mencari sosok dan wakil sebagai pemimpin. Bisa jadi ada kepemimpinan yang dicari lewat menuai sejumlah suara, atau ada pula kepemimpinan yang direbut, maka wajar saja orang-orang di republik pada ramai berbicara.

Sejenak, marilah kita kembali sebelum akhir tahun tahun 2013 lalu. Beberapa kali saya sempat membaca sejumlah opini dari orang-orang pintar di negeri ini. Acap kali tahun yang berganti dan masuk ke tahun yang baru orang-orang merasakan suka cita, walaupun itu hanyalah waktu sesaat dan setelah itu hari-hari di tahun baru pun akan dilewati dengan peliknya kehidupan.

Ada sebuah pernyataan yang menarik seperti diungkapkan oleh Dekan Fakultas Syariah IAILM Pesantren Suryalaya Tasikmalaya, Asep Salahudin dalam tulisannya berjudul “Mistisme Waktu” (Kompas, 31 Desember 2013), di mana perayaan dari peralihan tahun yang penuh kesungguhan, sebenarnya kembali lagi pada etos kebaktian sekaligus sebagai ekspresi pemujaan pada Sang Pemilik Waktu.

Waktu yang sering kita temui dalam kitab suci Al Quran adalah demi masa, begitu istimewanya waktu ini yang terkadang menjadi sebuah bumerang bagi hamba-hamba di dunia ini.

“Ini juga barangkali yang jadi alasan metafisis, dalam ajaran Islam, Tuhan banyak bersumpah menggunakan diksi yang berdimensi waktu. Sebut saja: demi masa (wal ashri), demi malam (wal laili), demi siang (wan nahari), demi fajar (wal fajri), demi bulan (wal qamari), demi matahari (wasy syamsi), demi waktu duha (wadh dhuha). Kata sang Nabi, “Dua hal yang acap kali terabaikan dalam kehidupan manusia: sehat dan peluang,” tulis Purek II IAILM tersebut.

Sepenggal kalimat di atas saya pun mulai paham, beberapa kali dan bahkan hampir setiap membuka lembaran mukjizat yang diturunkan lewat Nabi Muhammad Saw, waktu demi waktu selalu akan terbaca dan kini apa hubungannya dengan pejabat? Sebenarnya bukan saja pejabat melainkan juga dengan kita sendiri.

Seperti kalimat penutup yang disebutkan oleh Pak Asep, “Tidak mungkin Tuhan sampai bersumpah segala, kecuali di seberangnya terhamparkan realitas yang dianggap penting dan harus jadi perhatian seluruh ciptaannya. Hanya manusia (pejabat) yang menganggap sumpah tidak penting sehingga sumpah pun berubah jadi sampah.

Kesadaran waktu mistis sekaligus fana inilah yang bikin Chairil Anwar ingin hidup seribu tahun lagi, sekaligus menggerakkan seorang Amir Hamzah di pengujung usianya menulis penuh kesunyian: ”Lalu waktu-bukan giliranku… menapaki waktu, mencipta jejak sambil menunggu giliran yang barangkali masih jauh”.

Saya rasa kalimat dari Pak Asep sudah sangat mengena dengan kondisi saat ini negeri kita, dimana tampang-tampang dengan muka manis, jargon dan motto yang bertebaran dan bukan sedikit uang yang telah keluar membuat negeri kita seakan sedang masuk lagi dalam sebuah skenario “pemimpin untuk rakyat” dan hampir kebanyakan faktanya tidaklah demikian.

Pesannya hanyalah satu, buat mereka yang hendka menjadi calon pejabat dan juga calon pemimpin serta hamba-hamba yang tidak menjabat. Jika pun kitab suci yang telah ada berabad-abad dulu (dijaga isinya hingga sekarang) diletakkan di atas kepala, sudahkah kita membaca ayat demi ayat di mana Tuhan bersumpah demi waktu, masih ada peluang kita mengkajinya di saat tubuh masih sehat. Kalau pun belum siap, tidak usah menjadi pejabat yang harus bersumpah demi Tuhan nantinya.[]

AULIA FITRI, narablog yang menaruh minat besar pada jurnalisme warga dan media sosial. Bersama sejumlah narablog, Ia mendirikan Aceh Blogger Community. Bisa dihubungi via @hack87 dan aulia87.wordpress.com.

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU