BANDA ACEH, acehkita.com. Berdasarkan pengalaman masa lalu, Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Aceh yakin pada 9 April 2009, saat pemungutan suara di Aceh tidak terjadi kericuhan.
“Kendati ada laporan intimidasi-intimidasi yang terjadi, tapi besar kemungkinan hari H tidak akan ribut,” kata Ketua Panwaslu Aceh, Nyak Arief Fadillahsyah kepada acehkita.com, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, alasan itu berdasarkan pengalaman masa lalu. Saat Pilkada Aceh, akhir 2006, banyak pihak yang menduga akan terjadi keributan saat pemungutan suara. “Tetapi kemudian tidak terbukti,” ujarnya.
Dia menilai, semangat melaksanakan pemilu damai di Aceh tetap ada. Kendati banyak pihak yang meragukannya. Pihaknya bersama Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh terus melaksanakan sosialisasi agar pemilu di Aceh berlangsung damai dan aman.
Nyak Arief mengakui saat ini banyak laporan intimidasi antar partai yang terjadi di Aceh. Ada beberapa hal yang telah diambil pihaknya untuk meminimalisir intimidasi pemilih. Di antaranya adalah menegur langsung pengurus partai yang melakukan hal itu. “Komunikasi informal juga terus kami bangun,” sebutnya.
Pihaknya juga mengalami kesulitan dalam meneruskan laporan intimidasi yang terjadi. Persoalannya adalah kurang pro-aktifnya masyarakat terkait hal itu. “Masyarakat banyak melapor, tetapi ketika diminta untuk jadi saksi, banyak yang enggan.”
Sampai Maret 2009, pihaknya telah menerima 33 laporan intimidasi yang bernuansa kriminal. Laporan tersebut umumnya sudah kadaluarsa, hanya lima laporan yang telah diteruskan ke polisi. Dari lima laporan tersebut, hanya satu yang diambil tindakan, pidana ringan. Sementara empat lainnya dikembalikan karena kekurangan saksi. []
